Reforma Agraria untuk Kikis Kemiskinan

- Editor

Sabtu, 10 Januari 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Reforma agraria bisa meminimalkan timbulnya kemiskinan, ketidakadilan, serta menjadi landasan mewujudkan negara modern berbasis agraris di Indonesia. Akan tetapi, untuk itu, diperlukan struktur hukum kuat guna mewujudkannya.


Itu diungkapkan Ida Nurlinda dalam orasi ilmiah berjudul ”Membangun Struktur Hukum Reforma Agraria untuk Mewujudkan Keadilan Agraria” saat menerima jabatan Guru Besar dalam Ilmu Hukum Agraria di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Bandung, Jumat (9/1). Hadir dalam kesempatan itu, antara lain, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Ferry Mursyidan Baldan serta Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto.

”Bagi saya, topik ini menarik karena hingga 55 tahun perjalanan Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) sebagai aturan induk pertanahan belum tercapai,” kata Ida membuka orasinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ida mengatakan, semangat reforma agraria dalam sejarah pertanahan di Indonesia memiliki fungsi besar mengatasi hambatan pembangunan ekonomi sosial. Di Indonesia, hambatan itu berupa ketimpangan struktur penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfataan tanah, serta sumber daya alam.

Korporasi besar atau pemilik modal memiliki akses lebih besar ketimbang masyarakat di sekitarnya. Itu rentan memicu kemiskinan yang menyumbangkan keterbelakangan negara.

Dalam kesempatan itu, Bambang mengatakan, orasi yang disampaikan Ida seperti menyentil masalah eksploitasi dan korupsi sumber daya alam di Indonesia. Penataan sumber daya alam kerap melawan hukum yang merugikan rakyat. Bentuknya bisa berupa penerbitan aturan hukum baru atau penyalahgunaan kewenangan pejabat publik. (CHE)

Sumber: Kompas, 10 Januari 2015

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB