Tim peneliti belia Indonesia kembali berprestasi pada lomba International Conference of Young Scientists 2019 di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 19-25 April. Tim yang terdiri atas delapan siswa itu meraih 2 medali emas, 1 medali perak, 1 medali perunggu, 1 penghargaan khusus, dan 3 penghargaan best poster.
Tim mendarat di Bandara Internasional Husein Sastranegara, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (25/4/2019) sore. Mereka disambut pihak keluarga dan anggota Center for Young Scientists (CYS) sebagai lembaga yang membentuk dan membina tim peneliti itu.
KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA–Peneliti belia Indonesia yang mengikuti International Conference of Young Scientists pada 19-25 April 2019 di Kuala Lumpur, Malaysia, tiba di Bandara Internasional Husein Sastranegara, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (25/4/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Silka Abyadati, pemimpin tim Indonesia pada International Conference of Young Scientists (ICYS) 2019, mengatakan, timnya membawakan tujuh judul penelitian di bidang computer science, mathematics, physics, life science, dan environmental science. Lomba itu diikuti peserta dari 26 negara.
KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA–Peneliti belia Indonesia, Avriza Devano Bestafa (kiri) dan Felicia Angie Hosea, menggigit medali emas yang mereka peroleh pada International Conference of Young Scientists 2019 di Kuala Lumpur, Malaysia, saat tiba di Bandara Internasional Husein Sastranegara, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (25/4/2019).
Dua medali emas diraih pada bidang environmental science oleh Avriza Devano Bestafa dan Felicia Angie Hosea. Avriza merupakan siswa SMP Negeri 5 Yogyakarta. Sementara Felicia siswa Cita Hati Christian Senior School, Surabaya, Jawa Timur.
Sebelum berlomba pada ICYS, para siswa mengikuti seleksi tingkat provinsi yang diadakan CYS Indonesia. Peserta yang lolos seleksi kemudian diberi bimbingan dan pelatihan untuk menyiapkan sebuah penelitian.
Viona Setiawan, peraih medali perak dan best poster di bidang physics, mengaku semakin termotivasi untuk mengikuti lomba penelitian tingkat internasional. ”Ini pengalaman pertama mengikuti lomba internasional dan bisa dapat medali perak. Pencapaian ini menjadi motivasi untuk semakin rajin belajar dan meneliti,” ujar pelajar SMA Santo Aloysius 1 Bandung ini.–TATANG MULYANA SINAGA
Editor CORNELIUS HELMY HERLAMBANG
Sumber: Kompas, 26 April 2019