Seafood dan Kolesterol

- Editor

Selasa, 22 November 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Binatang laut sekarang lebih kondang disebut seafood. Beberapa restoran selalu menyajikan menu ini sebagai ciri “kemakmuran”. Namun konsumen berhati-hati hendaknya sebab seafood juga mengandung asam lemak, fosfolipid dan kholesterol.

Bermacam-macam jenis ikan termasuk dalam seafood. Di samping ikan ada juga bangsa kepiting, rajungan, kerang dan udang (crustacea). Jenis terakhir ini merupakan ciri khusus dari seafood, Rasanya memang nikmat dan banyak disenangi orang.

Komposisi seafood
Komposisi kimia dari seafood tidak jauh berbeda dengan binatang yang hidup di darat. Menurut dr. Ny.Sutjahyo komposisi Seafood terdiri: 66-80% air, 15-24% protein, Iemak 0,1 – 22 % dan mineral 0,8-2%. Diantara binatang-binatang laut terdapat variasi yang besar dalam komposisinya, terutama dalam kandungan lemaknya. Seterusnya dr. Ny. Sutjahyo membuat perbandingan seperti dalam tabel berikut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dari tabel tersebut, terlihat bahwa bangsa udang (Crustacea) merupakan jenis ikan yang berkadar protein paling tinggi. Maka cukup beralasan seseorang mempunyai kegemaran terhadap Crustacea ini. Dalam menu sehari-hari, seafood merupakah sumber protein dan mineral yang baik. Ikan yang mengandung banyak zat lemak merupakan sumber vitamin A & D yang dirasa sangat penting. Di samping itu juga ada vitamin B walau kadarnya randah.

Hal lain yang menyebabkan seafood banyak digemari orang adalah karena ikan merupakan sumber protein yang penting pada seseorang yang berdiet rendah kalori agar tubuhnya ramping-langsing. Karena itu beberapa orang (wanita) menggunakan ikan sebagai batu loncatan untuk menjadi seorang “vegetarian”. Juga dari segi ekonomi, ikan ini merupakan sumber protein yang relatif sangat murah. Namun udang, kepiting dan kerang berbeda. Karena selain penangkapannya lebih sulit, juga jumlahnya yang dapat tertangkap sangat terbatas. Oleh karena itu wajar jika hanya jenis seafood yang terakhir ini lebih mahal. Tidak Selalu Menguntungkan.

Namun ternyata rasa yang enak dan harga yang mahal tidak selalu manguntungkan tubuh.
Sebab jenis, udang (crustacea) ini kandungan kholesterolnya sangat tinggi. Dan kita telah banyak tahu dari mendengarkan atau membaca tentang hubungan kholesterol dalam darah dan konsumsi makanan yang mengandung kholesterol dengan timbulnya berbagai penyakit. Satu diantaranya adalah penyakit jantung coroner.

Sebagai ilustrasi kandungan kholesterol seafood dapat kita lihat pada tabel berikut, dalam mana tercantum pula beberapa bahan makanan yang bukan seafood sebagai bahan bandingan.

Jantung Coroner
Seperti sabda Nabi, manakala kita makan hendaknya makan secukupnya saja dan tinggalkan makan berlebih karena Allah tidak suka pada orang yang berlebihan. Predikat nabi tersebut ternyata cukup antisipatif dalam menghadapi pola kemajuan zaman, kaitannya dengan masalah seafood di atas, agar tidak terjadi efek sampingan (side effect). Maka pola makan keseharian perlu diperhatikan seorang direktur yang pekerjaannya menyebabkan lebih banyak duduk hanya memerlukan tenaga sedikit dibanding seorang yang bekerja di lapangan. Juga seorang ibu rumah tangga yang mangerjakan sendiri hampir semua pekerjaan di rumah (mencuci, belanja, masak, membersihkan rumah dll). Sesungguhnya memerlukan tenaga lebih banyak bila dibandingkan suaminya yang duduk bekerja di kantor dengan setumpuk konsep di meja yang harus diteliti.

Bila pekerjaan anda seperti orang yang duduk di kantor menghadapi berkas-berkas, kadang-kadang berjalan, menerima telepon, kalikanlah berat badan ideal anda dengan 42 pada laki-laki, atau 36 pada wanita (Berat badan ideal adalah Tinggi-100-10%).

Untuk mencegah berbagai efek samping dari lemak yang kita konsumsi, perlu di hitung jumlah lemak yang boleh dimakan, (15-29%) dari total kalori. Itupun masih dipilih lemak jenis botani (tumbuh-tumbuhan) seperti jangan pakai mentega(butter), tetapi pakailah margarine, atau peanut butter, inipun terbatas. Makanan kita tidak boleh mengandung kholesterol lebih dari 300 mg/ hari. Perbandingan asam lemak tidak “jenuh ganda” (P : S ratio), 2 : 1, karbohidrat dan protein tergantung kebiasaan. Umumnya protein sekitar 20% dan karbohidrat 60% dari total energi yang diperlukan. Hindarilah “refined carbohydrate”seperti gula, permen dan cukuplah kadar serat dalam menu sehari-hari.

Nah, akhirnya kalau dilihat dan dihitung berdasarkan saran tadi maka, jika kita makan seafood maka jumlah kira-kira yang boleh dimakan dalam sehari adalah: kepiting 2 ons, lobster 1,5 ons, atau udang 2 ons. (Marzoeki-O)

Sumber: Masa Kini, 2 Oktober 1988

Jenis seafood Air % Protein  % Lemak  % Abu  %
Ikan gemuk 6,8 20 10 1,4
Ikan 1/2 gemuk 77,2 19 2,5 1,3
Ikan tak berlemak 81,8 16,4 0,5 1,3
Bangsa udang (crustacea) 76 17,8 2,1 2,1

Abu adalah bagian yang menunjukkan jumlah mineral.

Bahan makanan Kolesterol (mg/100 gr)
Kepiting (dagingnya) 125
Ikan (dagingnya 70
Lobster (dagingnya) 200
Kerang (dagingnya) lebih dari 200
Udang (dagingnya) 125
Telur 550
Kuning telur 1500
Otak lebih dari 200
Daging sapi 70
Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Mengalirkan Terang dari Gunung: Kisah Turbin Air dan Mikrohidro yang Menyalakan Indonesia
Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Melayang di Atas Janji: Kronik Teknologi Kereta Cepat Magnetik dan Pelajaran bagi Indonesia
Berita ini 9 kali dibaca

Informasi terkait

Selasa, 15 Juli 2025 - 08:43 WIB

Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi

Senin, 14 Juli 2025 - 16:21 WIB

Mengalirkan Terang dari Gunung: Kisah Turbin Air dan Mikrohidro yang Menyalakan Indonesia

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Anak-anak Sinar

Selasa, 15 Jul 2025 - 08:30 WIB

Fiksi Ilmiah

Kapal yang Ditelan Kuda Laut

Senin, 14 Jul 2025 - 15:17 WIB

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB