Perikanan Berkelanjutan;Kesadaran Konsumen Mulai Tumbuh

- Editor

Sabtu, 6 Juni 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kesadaran konsumen pada pelestarian ikan mulai tumbuh sehingga permintaan produk ikan yang diambil dari budidaya dan pengambilan terbatas meningkat. Itu membuat sejumlah industri hulu dan hilir mengupayakan pengakuan bahwa ikan yang diperdagangkan diperoleh dari praktik lestari.


Salah satu yang mengalami kondisi itu adalah PT Hatindo Makmur, eksportir ikan di Benoa, Bali, yang mengekspor antara lain ke Amerika Serikat serta sebagian kecil Eropa dan Asia. “Hampir semua importir saya, terutama dari Amerika Serikat, meminta jaminan ikan aman (praktik berkelanjutan),” kata Direktur PT Hatindo Makmur Beddhi Gunawan pada penandatanganan kerja sama anggota baru Seafood Savers dan Ikrar Keterlacakan Seafood oleh Bisnis Ritel, Kamis (4/6), di Jakarta.

Direktur PT Satu Enam Delapan Benoa Komang Sri Maharani mengatakan, perusahaannya juga mengalami hal sama. Awalnya, ia tak memperhatikan isu keberlanjutan perikanan hingga suatu saat ada pembeli yang meminta adanya sertifikat perikanan berkelanjutan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Terdorong munculnya permintaan terhadap ikan dengan jaminan keberlanjutan, PT Hatindo Makmur dan PT Satu Enam Delapan Benoa bergabung dalam Seafood Savers. Bersama PT Mustika Minanusa Aurora dan PT Samudera Eco Anugrah Indonesia, kedua perusahaan tersebut menandatangani perjanjian kerja sama menjadi anggota Seafood Savers, Kamis.

Seafood Savers, inisiatif World Wildlife Fund (WWF)-Indonesia, bertujuan mengurangi aktivitas perikanan eksploitatif yang mengancam keberlanjutan pasokan ikan di masa depan. Sebagai anggota Seafood Savers, perusahaan didampingi WWF-Indonesia memperbaiki praktik perikanannya.

Program perbaikan perikanan itu mengacu dua standar ekolabel, yakni Marine Stewardship Council (MSC) untuk perikanan tangkap dan Aquaculture Stewardship Council (ASC) untuk perikanan budidaya.

PT Hatindo Makmur dan PT Satu Enam Delapan Benoa, misalnya, membeli ikan tuna sirip kuning dari nelayan yang menangkap dengan pancing ulur (handline) di Samudra Hindia.

Chief Executive Officer WWF-Indonesia Efransjah menuturkan, tingkat pendidikan masyarakat global yang kian baik, terutama di negara maju, membuat kesadaran mereka meningkat memilih produk aman, baik dari kesehatan maupun dampak lingkungan. (JOG)
—————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 Juni 2015, di halaman 14 dengan judul “Kesadaran Konsumen Mulai Tumbuh”

Posted from WordPress for Android

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Maung, Mobil Nasional yang Tangguh dan Cerdas: Dari Garasi Pindad ke Jalan Menuju Kemandirian Teknologi
Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan
Haroun Tazieff: Sang Legenda Vulkanologi yang Mengubah Cara Kita Memahami Gunung Berapi
BJ Habibie dan Teori Retakan: Warisan Sains Indonesia yang Menggetarkan Dunia Dirgantara
Berita ini 23 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Jumat, 13 Juni 2025 - 13:30 WIB

Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia

Jumat, 13 Juni 2025 - 11:05 WIB

Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer

Jumat, 13 Juni 2025 - 08:07 WIB

James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta

Kamis, 12 Juni 2025 - 20:36 WIB

Maung, Mobil Nasional yang Tangguh dan Cerdas: Dari Garasi Pindad ke Jalan Menuju Kemandirian Teknologi

Berita Terbaru

Artikel

James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta

Jumat, 13 Jun 2025 - 08:07 WIB