Sistem Olah dan Simpan Pakan Menentukan Hasil

- Editor

Jumat, 6 Februari 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penyediaan pakan ikan belum memperhatikan kebutuhan di setiap sentra budidaya perikanan. Untuk itu, perlu sistem pengolahan dan penyimpanan bahan baku pakan yang dikelola Bulog agar produksi ikan seimbang dengan kebutuhan yang ada.


”Itu penting,” kata pakar teknologi pakan dan nutrisi ikan pada Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Mas Tri Djoko Sunarno, Rabu (4/2). Itu disampaikan saat berkunjung ke pabrik pakan mandiri ”Mutiara Tani Kampar” di Desa Sawah Baru, Kecamatan Kampar Timur, Kabupaten Kampar, Riau.

Untuk meningkatkan mutu pakan ikan, pabrik pakan mandiri di Kecamatan Kampar Timur memiliki tungku berkapasitas besar atau beberapa ton untuk pengeringan tepung ikan, bekatul, dan bahan baku lain. Jadi, daya tahan pakan naik tiga kali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kepala Dinas Perikanan Kampar Usman Amin menjelaskan, Kabupaten Kampar akan menyediakan badan penyangga untuk menjaga kestabilan harga. ”Ketersediaan pakan ikan patin perlu dijaga untuk memenuhi permintaan yang meningkat. Kini, ikan patin dari Kampar diekspor ke Nigeria,” ujarnya.

Di Kampar, 21 kecamatan menjadi pusat produksi ikan seperti nila, lele, dan patin. Sekitar 60 persen budidaya ikan di Riau berasal dari Kampar. Total pembudidaya 5.242 keluarga dan produksi total per tahun 23.241 ton.

Teknologi pakan perlu dikembangkan untuk membuat formula pakan ikan jenis karnivora dan omnivora. Untuk jenis karnivora seperti patin, komposisi formula pakan didominasi sumber hewani seperti tepung ikan rucah. Untuk omnivora, pakan mengandung sumber hayati. (YUN)

Sumber: Kompas, 6 Februari 2015

Posted from WordPress for Android

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Selasa, 15 Juli 2025 - 08:43 WIB

Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Anak-anak Sinar

Selasa, 15 Jul 2025 - 08:30 WIB

Fiksi Ilmiah

Kapal yang Ditelan Kuda Laut

Senin, 14 Jul 2025 - 15:17 WIB

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB