Kementerian Kelautan dan Perikanan menambah dua profesor riset, Rudhy Gustiano dan Mas Tri Djoko Sunarno, dalam jajaran Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan. Mereka dikukuhkan dalam capaian tertinggi jabatan fungsional peneliti ini pada Jumat (4/5/2018) di Jakarta.
“Saya berharap para peneliti melakukan inovasi-inovasi riset kelautan dan perikanan yang bisa membantu nelayan meningkatkan taraf hidupnya, inovasi yang memberi solusi terbaik bidang budidaya, inovasi yang mampu menjaga keanekaragaman hayati kelautan perikanan, serta inovasi yang mendorong kemandirian dan kedaulatan negara,” kata Sekretaris Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Maman Hermawan, saat membacakan sambutan Menteri Kelautan dan Perikanan dalam Pengukuhan Profesor Riset BRSDM dalam siaran pers BRSDM.
Profesor Riset adalah pencapaian puncak karir fungsional peneliti. Berdasarkan catatan yang ada, dari 529 peneliti BRSDM, hanya 60 orang di antaranya yang mencapai peneliti utama, 17 orang profesor riset yang masih aktif, dan 11 orang profesor riset yang sudah pensiun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
BRSDM KKP–Dua profesor riset Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jumat (4/5/2018), di Jakarta, berfoto seusai pengukuhan, bersama Majelis Pengukuhan Profesor Riset dan Sekretaris BRSDM.
Pada pengukuhan, orasi ilmiah pertama disampaikan Rudhy Gustiano terkait pemuliaan dan genetika. Rudhy yang bertugas di Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluh Perikanan (BRPBATPP) mengusung tema “Rekayasa Genetika dalam Pemanfaatan Sumber Daya Ikan Air Tawar Konsumsi”.
Rudhy menjelaskan, budidaya air tawar harus difokuskan kepada jenis ikan lokal untuk ketahanan pangan, jenis ikan spesifik lokal yang memiliki peran ekonomis penting, dan ikan-ikan potensial bernilai tinggi sebagai kandidat andalan penghasil devisa. Itu bertujuan memenuhi target nasional konsumsi ikan per kapita per tahun. Tanpa sentuhan genetika, pemanfaatan sumber daya genetik ikan tidak akan optimal.
Orasi ilmiah kedua bidang nutrisi dan teknologi pakan disampaikan Mas Tri Djoko Sunarno, dari BRPBATPP, yang mengusung tema “Strategi Penyediaan Pakan Lokal Berkualitas dan Ekonomis Untuk Peningkatan Usaha Budidaya Ikan Air Tawar”. Mas Tri Djoko memaparkan, penyediaan pakan lokal bermutu dan ekonomis di Indonesia memerlukan pengembangan lebih luas melalui penerapan strategi pengembangan.
Strategi itu berupa penataan bahan baku lokal meliputi penyebaran informasi mutu dan sentra-sentra bahan baku lokal komersial dan potensial serta pengolahannya sesuai standar, terutama darah sapi, keong mas, biji karet, eceng gondok dan rumput laut.
Strategi lain adalah, pengawalan pembuatan formula kepada pembuat pakan lokal dan pemberian sertifikat bagi yang dianggap mampu, penyediaan iptek pakan lokal tepat guna, dan sasaran serta kelayakan usahanya melalui riset terintegrasi.
Selain itu, perlu penguatan kelembagaan lewat pemisahan kelompok pembuat pakan dengan kelompok budidaya lain dan segmentasi usahanya. Upaya lain yang tak kalah penting adalah, sinergitas dukungan pemerintah pusat dan daerah dengan pembagian tugas dan tanggungjawab yang jelas antara pemerintah pusat dan daerah.–ICHWAN SUSANTO
Sumber: Kompas, 5 Mei 2018