Samsung Electronics mengumumkan penghentian produksi telepon pintar Galaxy Note 7 secara permanen, sehari setelah menghentikan penjualan salah satu produk terbaru itu. Langkah tersebut diambil, menurut perusahaan Korea Selatan ini, demi keselamatan pengguna produk itu.
“(Kami) memutuskan menghentikan produksi dan penjualan Galaxy Note 7 guna mempertimbangkan keselamatan, pertama, dan paling penting bagi konsumen kami,” demikian pernyataan Samsung dalam pernyataan di pasar bursa Seoul.
Awal September lalu Samsung mengumumkan penarikan 2,5 juta Galaxy Note 7 menyusul berbagai laporan kebakaran telepon pintar seharga 882 dollar AS tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di Indonesia, telepon seluler pintar seri Galaxy Note 7 belum resmi dijual. Pihak Samsung menegaskan, pabrik Samsung di Cikarang masih aktif merakit seri lain. Keseluruhan produksi mengikuti kewajiban tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) perangkat berteknologi 4G LTE.
Direktur Standardisasi Perangkat Pos dan Informatika Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Bambang Suseno, yang dihubungi, Selasa (11/10), di Jakarta, mengatakan, Samsung Galaxy Note 7 sudah mengantongi sertifikat alat dan perangkat telekomunikasi dari Kemenkominfo. Produk itu juga telah mempunyai sertifikat TKDN.
Pertengahan September 2016, Samsung Indonesia memproduksi telepon seluler pintar seri Galaxy On7. Produk ini khusus dibuat untuk pasar dalam jaringan. Pemasarannya hanya dilakukan di AlfaCart, Blibli.com, Mataharimall.com, Bhinneka.com, Dinomarket, JD Indonesia, dan Lazada Indonesia.
Pemerintah, melalui Kementerian Perindustrian, telah menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 65 Tahun 2016 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Nilai TKDN Produk Telepon Seluler, Komputer Genggam, dan Komputer Tablet. Permenperin menawarkan tiga cara pemenuhan TKDN, yakni skema perangkat keras, skema perangkat lunak, dan skema investasi. Semua produsen wajib memenuhi isi Permenperin tersebut sejak diterbitkan 27 Juli 2016.
Bambang menyebutkan, sudah ada 17 pabrik perakitan yang berdiri di Indonesia. Dampaknya, ada penyerapan tenaga kerja, mulai dari pekerja pabrik hingga pertumbuhan sektor ekonomi di sekitar pabrik.
Sejumlah merek global sudah membangun sendiri atau bermitra dengan pabrik perakitan lokal di Indonesia, di antaranya Samsung, Lenovo, Oppo, dan Asus.
The Wall Street Journal menyatakan, penyelidik terus menyelidiki laporan-laporan tentang baterai yang digunakan terlalu panas dalam gawai tersebut. Hal ini diduga mengakibatkan gawai terbakar.
Pengumuman dan langkah manajemen Samsung kian mengguncang kepercayaan pasar. Kemarin, saham Samsung Electronics melemah 8 persen di bursa saham Korea sehingga kapitalisasi pasar Samsung menguap 17 miliar dollar AS. Penurunan ini terbesar sejak 2008.
Saham pemasok perusahaan pemasok Samsung juga anjlok. Saham Radiant Opto-Electronic Corp turun 6,3 persen di bursa Taiwan, dan saham HannsTouch Solution Inc turun 9,8 persen.
Analis memperkirakan, penarikan produk Galaxy Note 7 akan membebani keuangan Samsung. Jika Samsung menghentikan penjualan Note 7, berarti akan kehilangan penjualan sekitar 19 juta unit atau hampir senilai 17 miliar dollar AS. Nilai sebesar itu sebenarnya diharapkan dari penjualan Note 7 ini.
Chief Executive Officer Verizon Communications Lowell McAdam menyatakan, peristiwa ini merupakan pukulan telak bagi Samsung. “Hal seperti ini menjadi kekhawatiran terbesar saya dalam pasar telepon seluler. Penarikan besar-besaran sebuah produk tak pernah saya lihat sebelumnya,” kata McAdam.(AP/AFP/REUTERS/ MED/SAM/BEN/JOE)
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 12 Oktober 2016, di halaman 18 dengan judul “Samsung Kantongi Sertifikat TKDN”.