Ribuan Program Studi Belum Terakreditasi

- Editor

Selasa, 8 Desember 2015 - 13:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi belum tuntas dalam menjamin mutu program studi dan lembaga di perguruan tinggi. Hingga kini masih ada ribuan institusi dan program studi yang belum kelar diakreditasi.

Pangkalan Data Pendidikan Tinggi per Oktober 2015 mencatat ada 4.306 perguruan tinggi (PT) yang terdiri dari 5 akademi komunitas, 1.086 akademi, 228 politeknik, 2.340 sekolah tinggi, 134 institut, dan 513 universitas. Adapun jumlah program studi (prodi) tercatat lebih dari 20.373 prodi. Namun, baru 18.848 prodi dan 852 institusi yang terakreditasi di Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).

Untuk akreditasi prodi, 53 persen termasuk peringkat A dan B. Untuk institusi, 68,78 persen institusi terakreditasi C. Lembaga yang terakreditasi A berjumlah 26 PT (3 persen). Pencapaian akreditasi didominasi kampus negeri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir dalam Pertemuan Tahunan 2015 bertajuk “Membangun Komitmen dalam Penguatan Sistem Akreditasi Nasional Menuju Pendidikan Tinggi Bermutu” di Jakarta, Senin (7/12), mengatakan, penyelesaian akreditasi dilakukan bertahap karena keterbatasan anggaran. Namun, pembentukan lembaga akreditasi mandiri (LAM) diharapkan dapat mempercepat proses itu.

“Akreditasi dilaksanakan untuk menjamin kualitas. Untuk membantu percepatannya, BAN-PT akan mendorong pembentukan LAM PT dan mengawasinya,” kata Nasir.

Menurut Ketua BAN-PT Mansyur Ramly, baru satu LAM PT yang sudah ada, yakni di bidang kesehatan. Sejak 2015, sekitar 3.000 prodi kesehatan diakreditasi LAM-PT Kesehatan. (ELN)
————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 8 Desember 2015, di halaman 12 dengan judul “Ribuan Program Studi Belum Terakreditasi”.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan
UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum
3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum
Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023
Tiga Ilmuwan Penemu Quantum Dots Raih Nobel Kimia 2023
Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023
Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Senin, 13 November 2023 - 13:46 WIB

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 November 2023 - 13:42 WIB

3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum

Senin, 13 November 2023 - 13:37 WIB

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 November 2023 - 05:01 WIB

Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:52 WIB

Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:42 WIB

Teliti Dinamika Elektron, Trio Ilmuwan Menang Hadiah Nobel Fisika

Berita Terbaru

Berita

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 Nov 2023 - 13:46 WIB

Berita

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 Nov 2023 - 13:37 WIB