Akreditasi Terbatas

- Editor

Rabu, 14 Januari 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Anggaran Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Masih Minim
Untuk mengakreditasi program studi ataupun perguruan tinggi, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi membutuhkan biaya tinggi, minimal Rp 100 miliar per tahun, dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Karena itu, akreditasi tak dapat serentak dan mengantre.


Untuk setiap program studi (prodi), Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) membutuhkan biaya Rp 30 juta-Rp 35 juta. Adapun untuk akreditasi institusi atau perguruan tinggi lebih mahal, hingga Rp 50 juta per institusi.

Hal tersebut dikemukakan Ketua BAN-PT Mansur Ramli. ”Biayanya semakin mahal. Anggaran pemerintah terbatas, sedangkan yang antre akreditasi banyak. Setiap tahun, rata-rata ada 7.000 prodi. Namun, anggarannya hanya cukup untuk akreditasi 5.000 prodi. Antrenya bisa sampai setahun,” ujarnya, Selasa (13/1).
Lembaga mandiri

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hal senada dikemukakan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir pada kesempatan terpisah. Kapasitas anggaran pemerintah di BAN-PT hanya mampu mengakreditasi 3.000-4.000 unit prodi per tahun. Oleh karena itu, proses akreditasi prodi mulai tahun ini tak lagi ditangani pemerintah melalui lembaga independen BAN-PT.

Namun, beban akreditasi prodi diserahkan kepada lembaga akreditasi mandiri perguruan tinggi (LAM-PT) pemerintah dan masyarakat. Untuk akreditasi institusi atau perguruan tinggi tetap dikendalikan BAN-PT.

LAM-PT masyarakat yang sudah berjalan baru untuk prodi-prodi rumpun kesehatan, yang mencakup pendidikan dokter, pendidikan dokter gigi, keperawatan, kebidanan, farmasi, dan kesehatan masyarakat.

”Ini untuk menjaga obyektivitas. Kalau anggaran akreditasi memakai uang pemerintah, hasil akreditasi terhadap kampus milik pemerintah berpotensi tidak obyektif,” kata Mansur.

Selain prodi rumpun kesehatan, Mansur memperkirakan LAM-PT prodi-prodi keteknikan juga sudah siap dibentuk oleh organisasi profesi dan paling cepat akan ada pada 2016. Dalam waktu dekat, akan ada LAM-PT pertanian dan akuntansi.

”Kami mendorong asosiasi profesi untuk membentuk LAM. BAN-PT nanti fokus akreditasi institusi dan mengawasi LAM-LAM masyarakat,” ujar Mansur.

Perlakuan sama
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi segera menindaklanjuti adanya ratusan program studi di perguruan tinggi yang tidak memenuhi syarat akreditasi. Seperti diberitakan Kompas sebelumnya, sebanyak 546 program studi tidak terakreditasi karena tidak memenuhi penjaminan mutu yang ditetapkan BAN-PT.

”Saya belum tahu soal datanya karena belum dapat laporan. Tetapi, nanti akan saya lihat betul, akan diberi tindakan yang tepat,” kata Muhammad Nasir, di Jakarta, seusai pertemuan dengan Badan Standar Nasional Pendidikan, di Jakarta, Senin (12/1) malam.

Menurut Nasir, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mencanangkan tidak ada lagi perbedaan perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta. Oleh karena itu, sanksi untuk pembinaan ataupun penutupan program studi atau perguruan tinggi diterapkan setara, baik untuk perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta, jika memang tidak memenuhi syarat.

”Jadi, semua perguruan tinggi harus sama dalam perlakuan. Akreditasi tersebut, kan, untuk penjaminan mutu. Jadi, harus dipenuhi,” kata Nasir. (LUK/ELN)

Sumber: Kompas, 14 Januari 2015

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 7 Februari 2024 - 13:56 WIB

Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB