Potensi Industri Aplikasi Lokal

- Editor

Selasa, 8 September 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pasar Indonesia Sangat Besar
industri kreatif di negara ASEAN mulai menggeliat. Di bidang usaha rintisan berbasis teknologi, pelaku memiliki peluang besar maju ke tingkat global. Meski begitu, pelaku usaha mengalami kendala, seperti finansial, pemasaran, pelatihan, dan dukungan pemerintah.

Kepala Perwakilan Asia Tenggara untuk Lean Startup Machine Zafrul Noordin di sela-sela kegiatan Indonesia Lean Startup Machine 2015, Sabtu (5/9), di Jakarta mengatakan, Indonesia merupakan negara ketiga setelah Malaysia dan Singapura yang ditunjuk Lean Startup Machine New York untuk penyelenggaraan pelatihan bisnis bagi pelaku usaha rintisan. Penunjukan Indonesia ini telah berlangsung pada tahun 2014.

“Di Asia Tenggara, pertumbuhan pelaku usaha rintisan berbasis teknologi marak bermunculan tahun 2013. Di Malaysia dan Singapura, dukungan pemerintah terhadap perkembangan bisnis aplikasi buatan pengusaha rintisan cukup tinggi. Beberapa aplikasi untuk telepon seluler bahkan sudah memiliki pasar di luar negara mereka,” ujar Zafrul.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dia mencontohkan, aplikasi Grab Taxi buatan perusahaan rintisan berbasis teknologi asal Malaysia pada 2011. Aplikasi ini kini masif digunakan penduduk di enam negara Asia Tenggara, yakni Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, Vietnam, dan Filipina.

Hingga sekarang, jumlah pengunduh sudah mencapai lebih dari 3,8 juta. Para pengunduh itu berasal dari pengguna ponsel pintar berbasis sistem operasi Android, iOS, dan Blackberry. Kemudian, pengemudi taksi yang terdaftar menggunakan Grab Taxi lebih dari 75.000 orang.

“Pelaku usaha rintisan berbasis teknologi di Indonesia juga terus bermunculan, semisal di Bandung dan Bali. Namun, kami sempat menemukan keluhan kesulitan pendanaan dan pemasaran,” kata Zafrul yang sekaligus menjadi Commander in Chief Code Ar.my, perusahaan Malaysia yang bergerak di bidang konsultasi bagi industri digital.

0301e83d7c4f494396925bf38f1a362fPada saat bersamaan, Manager of Accelerator Program Mountain Kejora Ventures Karen Kamal mengatakan, perbedaan kesiapan Indonesia dan negara ASEAN lainnya terletak pada pangsa pasar. Mountain Kejora Ventures adalah perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang konsultasi dan inkubasi.

Singapura dan Malaysia memang diuntungkan karena pemerintah mereka lebih aktif menggerakkan industri digital. Akan tetapi, Indonesia mempunyai pasar lebih besar. Hal ini bisa dilihat dari jumlah penduduk yang besar ataupun penetrasi ponsel. Dari segi aplikasi, buatan lokal juga tak kalah digemari, misalnya Go-Jek, PicMix, dan Cekaja.com. Cekaja.com menawarkan jasa solusi perbandingan produk perbankan dan finansial. Selain di Indonesia, penggunanya telah menyebar di Filipina.

Fatin Arifin, peserta Indonesia Lean Startup Machine dari Brunei, menyebutkan, dukungan pemerintah terhadap industri digital serta usaha kecil dan menengah telah dimulai pada pertengahan 2007-2008. Di Brunei, misalnya, telah berdiri iCentre, pusat pengembangan inovasi dan inkubasi bagi ekosistem pelaku usaha rintisan.

“Sekitar 20 perusahaan rintisan berbasis teknologi telah berdiri. Sebagian besar aplikasi menyasar untuk kebutuhan kota pintar,” ungkap Fatin. (MED)
———————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 7 September 2015, di halaman 19 dengan judul “Potensi Industri Aplikasi Lokal”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB