Ponsel Layar Lipat Yang Semakin Canggih

- Editor

Senin, 2 Maret 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gawai lipat dengan layar ganda kini muncul lagi. Kali ini, gawai lipat hadir dengan desain yang lebih elegan dan fitur lebih canggih.

KOMPAS/DENTY PIAWAI NASTITIE–Ponsel lipat Huawei Mate XS diluncurkan pada Selasa (25/2/2020). Dengan desain elegan dan teknologi canggih, ponsel ini diharapkan dapat mencuri pasar di Indonesia.

Seperti fashion, trend telepon genggam sepertinya akan selalu berulang. Pada tahun 1990-an, ponsel lipat pernah menjadi raja pada industri teknologi. Kini, trend ponsel lipat kembali muncul, tentunya dengan teknologi yang jauh lebih canggih, desain yang lebih elegan, dan tentu saja harga jual yang tak bisa dibilang murah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ponsel cerdas dengan layar lipat sudah mulai dirilis di Indonesia sejak tahun lalu oleh sejumlah perusahaan, seperti Samsung dan Huawei. Apabila sekitar 20 tahun lalu engsel lipatan pada telepon genggam memisahkan antara layar dan papan ketik, kini lipatan memisahkan dua layar pada telepon genggam. Sekilas, dalam posisi normal memang terlihat seperti layar telepon genggam biasa, tetapi begitu lipatan dibuka maka berubah menjadi tablet.

Trend In Focus menyebutkan, gagasan di balik layar lipat telepon cerdas muncul untuk memberikan ukuran layar maksimum pada ukuran ponsel yang biasanya kecil. Selama ini, masyarakat tertarik menggunakan perangkat dengan layar lebar. Tetapi, perangkat layar lebar seperti tab sangat merepotkan ketika pengguna ingin menyimpan perangkat itu di dalam saku. Maka muncullah telepon genggam yang layarnya dapat dibuka dan ditutup sesuai kebutuhan.

Akhir tahun lalu, Samsung meluncurkan ponsel lipat canggih Galaxy Fold. Sementara Huawei meluncurkan ponsel lipat Mate X, yang kemudian dikembangkan menjadi Mate XS. Galaxy Fold dan Mate XS dilengkapi dua layar telepon genggam yang dapat dilipat. Begitu lipatan dibuka, maka aka nada satu layar lebar yang bisa digunakan. Meskipun sama-sama dilipat, lipatan layar pada telepon genggam Samsung Galaxy Fold mengarah ke dalam. Sementara lipatan layara Huawei Mate XS, mengarah ke luar.

Kedua telepon genggam ini dijual dengan harga yang tak murah. Pecinta teknologi dapat membeli Galaxy Fold dengan harga Rp 30.888.000. Sementara Mate Xs dijual dengan harga 2.499 euro atau sekitar Rp 37,8 juta. Telepon genggam Mate XS akan dirilis di Indonesia pada pertengahan tahun ini. Telepon genggam lain yang juga menawarkan desain lipat adalah Motorola Razr yang dijual dengan harga 1.500 dollar AS (sekitar Rp 20,4 juta).

Dengan harga telepon genggam yang setara harga dua buah sepeda motor ini, setiap telepon genggam menawarkan teknologi terkini yang memenuhi kebutuhan kaum urban, seperti untuk mengerjakan tugas-tugas kantor, atau juga untuk memenuhi kebutuhan hiburan, seperti bermain game dan menonton film. Dengan ukuran layar ponsel yang lebih lebardari telepon genggam biasa, pengguna bisa merasakan pengalaman membaca buku elektronik dengan lebih nyaman.

Dalam kondisi dilipat, Mate XS misalnya mempunyai layar utama berukuran 6.6 inci dan layar kedua sebesar 6.38 inci. Ketika lipatan dibuka, telepon genggam berubah menjadi tablet berukuran 8 inci yang mampu memberikan pengalaman visual untuk penggunanya. Mate XS diluncurkan pada Selasa, 25 Februari 2020. Ponsel ini merupakan pengembangan dari telepon genggam lipat Mate X yang diluncurkan tahun lalu.

Deputy Country Director Huawei Consumer Business Group, Lo Khing Seng mengatakan, trend smartphones sangat tergantung pada perusahaan yang dapat memperkenalkan teknologi terbaru kepada customer. “Tidak semua perusahaan bisa mendikte trend teknologi. Kami senang karena Huawei unggul dalam hal teknologi. Kami tahu kebutuhan-kebutuhan teknologi di masa depan, itu yang membuat kami percaya diri menciptakan pasar,” katanya.

Meskipun Mate XS sudah resmi diluncurkan, telepon cerdas itu kemungkinan baru bisa hadir di Indonesia pada pertengahan 2020. Penyesuaian regulasi di Indonesia, menurut Lo Khing Seng, menjadi salah satu alasan mengapa produk itu belum beredar di pasaran. “Untuk target penjualan, kami juga belum bisa menyebutkan. Tetapi, kami percaya orang-orang pecinta teknologi, yang sangat hi-tec pasti menantikan produk ini,” ujarnya.

Sekilas, Mate XS tidak berbeda dengan seri sebelumnya. Huawei memang tidak mengubah rancangan produk. Tetapi, mereka memperbaiki konstruksi layar dan engsel sehingga lebih kokoh. Untuk menjaga kekuatan, Huawei menciptakan Mate XS dengan engsel yang dijuluki Falcon Hinge. Engsel ini dinilai lebih kokoh dari seri telepon genggam sebelumnya. Adapun baterai yang digunakan berkekuatan 4.500 mAh dengan isi ulang cepat 55W.

Seperti halnya telepon genggam lain yang bisa diandalkan untuk hobi fotografi, Mate XS juga menawarkan kamera canggih. Telepon genggam ini dilengkapi kamera utama 40MP (wide-angle, f/1.8), 16MP ultra-wide angle camera (f/2.2), 8MP telephoto camera (f/2.4, OIS) dan 3D Depth Sensing Camera. Untuk hasil terbaik, kamera dilengkapi dengan image stabilization, ISO mencapai 204800, dan zooming range 45x.

Kamera juga dapat digunakan untuk memotret makro. Semua kamera ditempatkan di bagian belakang telepon genggam. Tetapi, ketika layar dilipat, pengguna telepon genggam dapat melihat layar viewfinder di kedua sisi smartphone. Huawei juga meningkatkan prosesor menjadi Kirin 990 dan didukung dengan layanan 5G. Telepon genggam ini memiliki RAM 8GB, dan storage internal 512 GB.

KOMPAS/DENTY PIAWAI NASTITIE–Edy Supartono (Training Director of HUAWEI Indonesia) dan Lo Khing Seng (Deputy Country Head of HUAWEI Indonesia Consumer Business Group) menampilkan perangkat lipat terbaru dari Huawei yaitu HUAWEI Mate Xs. Peluncuran perangkat ini dilakukan di Jakarta, Selasa (25/2/2020).

Telepon genggam Samsung Galaxy Fold juga akan sangat menyenangkan dipakai oleh pecinta fotografi. Samsung memasang enam kamera di smartphone layar lipat Galaxy Fold. Keenam kamera itu terdiri dari kamera dengan lensa lebar 10MP dengan aperture f 2.2. Selanjutnya terdapat dua kamera selfie yakni 10MP dengan aperture f 2.2 dan 8MP dengan aperture f 1.9. Selain itu, ada pula tiga kamera utama, yaitu 12MP wide dengan aperture f 1.5 dan f 2.4, 12MP telephoto dengan aperture f2.4, dan 16MP ultrawide dengan aperture f1.9.

CEO Huawei Consumer Business Group Richard Yu, mengatakan Huawei Mate X merupakan gebrakan pertama dalam kategori perangkat lipat yang kemudian menjadi standar industry telekomunikasi. “Kini Huawei Mate XS semakin meningkatkan standar tersebut dengan konektivitas yang ebih kuat dan pengalaman pengguna yang terintegrasi. Perangkat ini merupakan smartphone 5G tercepat di kelasnya,” ujarnya.

Meskipun perusahaan berlomba-lomba menciptakan ponsel lipat dengan berbagai teknologi canggih yang ditawarkan, sejumlah pengamat teknologi mempertanyakan kekuatan, daya tahan, serta kebutuhan masyarakat untuk memiliki perangkat itu. Ada sejumlah kekhawatiran yang muncul, seperti layar yang mudah tergores benda tajam, layar mudah pecah saat terjatuh, atau engsel yang cepat rusak karena sering dibuka dan ditutup. Selain itu, ada pertanyaan pula seberapa besar kebutuhan kaum urban akan telepon genggam lipat.

Soneira dari DisplayMate mengatakan teknologi layar yang dapat dilipat lebih masuk akal untuk gadget yang sudah diperlakukan dengan lebih hati-hati, seperti komputer. “Bayangkan menikmati layar jumbo untuk menonton film di pesawat terbang, lalu gadget itu bisa dilipat agar sesuai dengan barang bawaan. Jika produsen mengeluarkan laptop lipat yang bagus, saya tertarik,” katanya, seperti dikutip The Newyork Times.

Oleh DENTY NASTITIE PIAWAI

Editor: MARIA SUSY BERINDRA

Sumber: Kompas, 28 Februari 2020

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB