Indonesia dengan populasi lebih dari 200 juta jiwa merupakan pasar telepon seluler yang kian dilirik produsen dalam negeri dan luar negeri. Jalur konvensional melalui jaringan penjual ditambah jalur dalam jaringan atau daring yang kian tumbuh menjadi sinyal positif bahwa ponsel masih menjadi komoditas yang masih diminati.
Perusahaan penyedia jasa teknologi informasi dan komunikasi, PT Huawei Tech Investment (Huawei Indonesia), bahkan menggunakan strategi khusus untuk membidik pasar Indonesia. Kemarin, Huawei yang memantapkan diri sebagai produsen ponsel pintar dengan harga terjangkau meluncurkan ponsel pintar bertema batik.
Huawei Chief Operation Officer South Pacific Region of Consumer Business Group Henri Shu dalam temu media, Jumat (5/6), di Jakarta, menyatakan, strategi itu berdasarkan riset pasar pengguna ponsel pintar di Indonesia. Hasilnya, lebih dari 60 persen responden menggunakan ponsel pintar dengan harga kurang dari Rp 1,5 juta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami yakin seri ponsel yang dijual seharga Rp 799.000 per unit akan laku keras. Sejak pertengahan Mei, kami berhasil menjual 10.000 unit. Kami berharap, permintaan terus naik,” ujar Henri.
Dia menambahkan, hingga dua tahun mendatang, Huawei Indonesia menargetkan bisa mencapai pertumbuhan penjualan 20 persen untuk pasar ponsel harga terjangkau atau kelas menengah bawah. Pendapatan dari keseluruhan kategori ponsel diharapkan naik 10 persen.
“Pada akhir 2014, kami berhasil menjual 75 juta ponsel pintar. Pada triwulan I-2015, ponsel pintar kami berhasil menjadi nomor satu di Tiongkok. Kami yakin Huawei juga akan mampu menjadi ponsel unggulan di Indonesia,” ujarnya.
Menurut CEO Huawei Consumer Business Group Richard Yu, Indonesia menjadi pasar prioritas setelah negara asal Huawei, yakni Tiongkok. Berdasarkan hasil survei Gfk, ponsel Huawei menguasai 13,6 persen pasar Tiongkok.
Laporan pada akhir 2014 menyebutkan, kelompok bisnis konsumen menyumbang 26 persen dari pendapatan perusahaan dari total keseluruhan 46 miliar dollar AS.
“Kami cukup percaya diri setelah sukses menguasai pasar Tiongkok hanya dalam waktu tiga tahun,” kata Yu.
Beberapa langkah sudah dilakukan Huawei, seperti mendongkrak aspek distribusi dan penjualan untuk membuat merek tersebut kian dikenal. Terkait produksi, Huawei juga menggandeng PT Panggung Electric Citrabuana untuk merakit ponsel yang khusus diedarkan di Tanah Air dalam 1-2 bulan mendatang.
Melampaui
Chief Marketing Officer Evercoss Ricky Tanudibrata menjelaskan, populasi ponsel pintar di dalam negeri tahun ini diperkirakan melampaui ponsel berfitur dasar. Diperkirakan, pada akhir tahun, ada sekitar 54 persen ponsel pintar. Adapun ponsel berfitur dasar diperkirakan sekitar 46 persen dari total ponsel yang beredar di Indonesia.
Ponsel pintar adalah ponsel yang memiliki fitur lebih luas. Selain itu, ponsel seperti ini membutuhkan koneksi internet untuk menikmati layanan yang ditawarkan.
“Salah satu prioritas adalah mendorong migrasi dari pengguna ponsel dengan fitur dasar ke pengguna ponsel pintar,” kata Ricky. (MED/ELD)
—————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 6 Juni 2015, di halaman 19 dengan judul “Indonesia Kian Dilirik Produsen Ponsel”.