Perguruan Tinggi Butuh Figur “Academic Leader”

- Editor

Selasa, 10 Juli 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perguruan tinggi Indonesia yang jumlahnya ribuan seharusnya berpotensi melahirkan banyak ilmuwan hebat, bahkan berkelas dunia. Untuk itu, para dosen perlu terus didorong kiprahnya dalam kepemimpinan maupun melahirkan terobosan atau temuan yang bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta bangsa.

Direktur Jenderal Sumber Daya Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Kemenristek dan Dikti, Ali Ghufron Mukti di Jakarta, Senin (9/7/2018), mengatakan, peningkatan mutu perguruan tinggi Indonesia menuju kelas dunia membutuhkan academic leader, yakni seseorang yang cakap memimpin juga memosisikan diri sebagai seorang profesional, inspirator, serta motivator di kelompok atau bidang keahliannya. Guna mendorong semangat para dosen sekaligus mengapresiasi kiprah dosen yang telah melahirkan temuan atau pun terobosan baru dalam pendidikan tinggi, Kemenristek dan Dikti memberikan anugerah lewat acara Academic Leader Award pada 17 Agustus 2018.

KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU–Direktur Jenderal Sumber Daya Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ali Ghufron Mukti

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Peningkatan mutu perguruan tinggi Indonesia menuju kelas dunia membutuhkan academic leader.

“Para dosen dan peneliti ini seringkli bekerja dalam senyap. Terkadang prestasi yang mereka capai tidak terungkap ke publik. Melalui ajang Academic Leader Award, pemerintah mengapresiasi sosok dosen yang sudah menunjukkan semangat meningkatkan mutu pendidikan tinggi kepada masyarakat,” ujar Ghufron.

Sejumlah dosen memiliki peran tambahan, yakni sebagai pemimpin perguruan tinggi, baik rektor universitas maupun direktur politeknik. Diharapkan lebih banyak lagi muncul academic leader di bidang keilmuan masing-masing.

Ghufron mengatakan, Academic Leader Award pada tahun ini menjadi rangkaian acara dari penyelenggaraan Simposium Cendekia Kelas Dunia (SCKD) 2018. Penghargaan diberikan pada dosen yang sepanjang kariernya telah menghasilkan penelitian, inovasi, dan publikasi yang bermanfaat bagi pembangunan nasional saja. Selain itu, kepada para dosen yang diberi tugas tambahan sebagai rektor atau direktur perguruan tinggi Indonesia.

Panutan
Ketua Terpilih Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI), Alan F Koropitan, mengatakan, seorang academic leader akan memiliki dampak kepada komunitas di sekitarnya. Seorang academic leader berperan sebagai panutan yang dapat menggerakkan pemangku kepentingan terkait di bidang keilmuan atau keahliannya, bahkan di lingkungan masyarakat, industri, hingga pemerintah.

Menurut Alan, Indonesia membutuhkan lebih banyak figur academic leader untuk menjadi inspirator di tengah keterbatasan dan tantangan ketika menjadi akademisi di Indonesia. “Kami yakin sebenarnya figur-figur academic leader itu bnyak. Dengan adanya ajang Academic Leader Award, kami berharap dapat menemukan dosen-dosen di pelosok negeri yang tidak hanya berprestasi, tetapi juga menjadi academic leader dengan keterbatasan yang mereka hadapi,” ujar Alan.

Dengan adanya ajang Academic Leader Award, kami berharap dapat menemukan dosen-dosen di pelosok negeri yang tidak hanya berprestasi, tetapi juga menjadi academic leader dengan keterbatasan yang mereka hadapi
Pendaftaran Academic Leader Award 2018 dibuka secara daring. Batas akhir pengisian dokumen setiap kategori dilakukan sampai 17 Juli 2018. Informasi lengkap mengenai ajang ini dapat diakses melalui laman http://sumberdaya.ristekdikti.go.id.–ESTER LINCE NAPITUPULU

Sumber: Kompas, 10 Juli 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan
Haroun Tazieff: Sang Legenda Vulkanologi yang Mengubah Cara Kita Memahami Gunung Berapi
BJ Habibie dan Teori Retakan: Warisan Sains Indonesia yang Menggetarkan Dunia Dirgantara
Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Jumat, 13 Juni 2025 - 13:30 WIB

Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia

Jumat, 13 Juni 2025 - 11:05 WIB

Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer

Jumat, 13 Juni 2025 - 08:07 WIB

James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta

Rabu, 11 Juni 2025 - 20:47 WIB

Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan

Berita Terbaru

Artikel

James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta

Jumat, 13 Jun 2025 - 08:07 WIB