Saatnya Dosen Tak Terjebak Pengajaran

- Editor

Selasa, 16 Januari 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perguruan tinggi di Indonesia menganut tridarma pendidikan, meliputi pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Karena itu, perguruan tinggi didorong berinovasi untuk mengatur kiprah para dosen mulai dari yang muda hingga guru besar untuk menegakkan tridarma tersebut.

Dalam hal ini, diutamakan riset yang masih tertinggal, sesuai keunggulan setiap perguruan tinggi.

Direktur Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Ali Ghufron Mukti, di Jakarta, Senin (15/1), mengatakan, pemimpin perguruan tinggi dapat mengatur tridarma dengan inovasi sehingga tidak terjebak hanya di pengajaran. Penguatan riset harus dilakukan dengan mengatur pembagian beban kerja dosen dengan memetakan minat mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Karier di perguruan tinggi bukan hanya di struktural, melainkan juga sebagai pimpinan akademik di bidang masing- masing lewat pusat riset yang dikembangkan sesuai dengan keunggulan perguruan tinggi,” kata Ghufron.

KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU–Direktur Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Ali Ghufron Mukti.

Wakil Forum Rektor 2017 yang juga Rektor Universitas Al Azhar Indonesia Asep Saefuddin mengatakan, saat ini beban pekerjaan dosen masih terlalu bertumpu di pengajaran (darma pendidikan), bahkan tidak jarang mengajar di sejumlah kampus untuk menutupi kebutuhan pokok. Akhirnya, darma riset menjadi kedodoran.

Jumlah SKS dikurangi
Menurut Asep, produktivitas riset dari dosen, bahkan guru besar, harus dapat ditumbuhkan. Untuk itu, sejumlah kebijakan diterapkan, seperti dikuranginya jumlah satuan kredit semester (SKS) S-1 menjadi 130 dari sekarang yang sampai 144 SKS. Dosen mengajar maksimum 9 SKS per semester, sementara sisanya wajib untuk riset dan penulisan karya ilmiah atau paper.

Mendorong budaya riset di kalangan dosen masih menjadi tantangan. Universitas Al Azhar Indonesia mendongkrak produktivitas riset antara lain dengan menyediakan insentif riset bagi para dosen. Selain itu, dosen wajib menulis paper berbasis riset untuk ikut jurnal atau seminar terindeks. Setiap semester ada workshop untuk menulis research paper dengan syarat peserta wajib membawa drafnya. Ada internal paper reviewer sebelum dikirim ke jurnal, termasuk pembahasaan.

Kemudian, para dosen wajib mengajak riset sampai ke penulisan dari program studi yang berbeda, dari universitas lain, dan bahkan dari luar negeri untuk meningkatkan keterbukaan wawasan sains dan keterhubungan intelektual. Hal ini akan menggairahkan para dosen untuk riset dan publikasi.

Rektor Institut Teknologi Bandung Kadarsah Suryadi mengatakan, perguruan tinggi tidak cukup hanya menghasilkan profesional yang siap bekerja di dunia usaha dan industri. Perguruan tinggi juga harus mendorong lahirnya peneliti yang semakin dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing bangsa. Selain itu, entrepreneur dan inovator juga harus disiapkan.

”Prinsipnya perguruan tinggi harus ada keseimbangan untuk menghasilkan lulusan yang siap mengisi tumbuhnya lapangan kerja dan juga peneliti. Selain itu, juga dibutuhkan entrepreneur dan inovator yang jumlahnya biasanya sekitar 4 persen dari lulusan,” kata Kadarsah. (ELN)

Sumber: Kompas, 16 Januari 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB