Dosen Milenial Jadi Tumpuan

- Editor

Jumat, 20 April 2018 - 10:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pola pengajaran di perguruan tinggi diarahkan berbasis sistem dalam jaringan. Untuk itu perlu dukungan dari pengajar atau dosen muda yang berkualitas dan akrab dengan teknologi digital.

Direktur Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Kemristek dan Dikti Ali Ghufron Mukti dalam acara bertajuk ”Menyiapkan Dosen Masa Depan”, Kamis (19/4/2018), di Jakarta mengatakan, dosen di perguruan tinggi harus menguasai proses pembelajaran modern yang banyak memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi serta mendukung revolusi industri 4.0.

”Dosen tidak bisa unggul jika tidak responsif terhadap perubahan zaman. Dosen tidak lagi cukup dengan pintar, tetapi juga harus mampu beradaptasi,” kata Ghufron.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Ghufron, peran perguruan tinggi untuk mendukung daya saing bangsa mensyaratkan tersedianya dosen berkualitas. Namun, penyediaan dosen bermutu menghadapi tantangan seperti sistem perekrutan dosen yang belum memadai. Profesi dosen bukan pilihan utama bagi lulusan terbaik. Tenaga muda dan potensial diperebutkan oleh perguruan tinggi dan industri.

KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU–Diskusi penyiapan dosen masa depan digelar Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Kemristek dan Dikti. Hadir sebagai narasumber, antara lain Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Ali Ghufron Mukti (kedua dari kanan).

Ghufron menilai kesiapan dosen dalam memanfaatkan pembelajaran digital masih terkendala. Penyebabnya, dosen milenial (berusia 40 tahun ke bawah) masih minim. Para dosen masih didominasi dari generasi X yang berusia 37-52 tahun, sebanyak 142.020 orang.

Adapun tenaga dosen generasi Y (milenial) pada rentang usia hingga 36 tahun sebanyak 113.965 orang. Repotnya, formasi pengangkatan dosen baru pun terbatas. Padahal, dosen yang pensiun per tahun sekitar 2.000 orang.

Ghufron mengatakan, penyiapan dosen muda yang menguasai pembelajaran modern dan kuat dalam riset dilakukan lewat program beasiswa pendidikan magister menuju doktor. Hal ini ditempuh dengan merekrut lulusan terbaik menjadi dosen muda bergelar doktor dengan menjalani pendidikan magister dan doktor selama empat tahun dengan kesempatan tereksposur iklim akademik perguruan tinggi ternama di dunia.

Rektor Universitas Paramadina Firmanzah yang hadir dalam acara itu mengatakan, dosen harus memahami ekspektasi masyarakat di dunia pendidikan yang berubah. Masyarakat menginginkan pendidikan dijalankan secara menyenangkan, pembelajaran yang rumit disederhanakan dengan teknologi, serta yang mendorong mahasiswa berpikir sendiri dan mampu berinovasi.

Sementara itu, Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia Ibnu Hamad mengemukakan, penyiapan dosen masa depan harus mengacu pada rancangan besar dunia pendidikan tinggi Indonesia. Pembelajaran kini berpusat pada mahasiswa, bukan lagi pada dosen.

Dosen asing
Terkait dosen asing, Ghufron mengatakan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mendukung perguruan tinggi Indonesia untuk menggandeng dosen asing. Perguruan tinggi dapat memanfaatkan peluang ini karena pada tahun ini pemerintah mendukung sekitar 200 dosen asing dari perguruan tinggi berkelas dunia ke Indonesia.

Ghufron mengatakan kedatangan dosen asing berdasarkan proposal yang dijukan perguruan tinggi di Indonesia. ” Kami liat nanti ouput yang bisa dihasilkan dari mendatangkan dosen asing di perguruan tinggi, seperti menghasilkan publikasi, inovasi, atau paten di bidangnya,” kata Ghufron.

Menurut Ghufron, dosen asing yang dimaksud, bukan sebagai dosen tetap. Tapi lebih sebagai dosen kunjung, terutama untuk menguatkan kemampuan riset para dosen Indonesia. “Ada syarat dosen asing yang harus dipenuhi. Untuk yang tipe A, harus punya hubungan dengan perih nobel. Adapun yang tipe B yang punya publikasi internasionl dan pernah mendapat pendanaan penelitian dari lembaga internasional,” jelas Ghufron.
Menurut Ghufron, dosen asing yang diundang diharapkan bisa tinggal lebih lama di Indonesia. Minimal enam bulan hingga satu tahun.

Ibnu mengatakan kehadiran dosen asing harus jelas kontribusinya untuk menjadi daya ungkit peningkatan daya saing perguruan tinggi di Indonesia. “Harus ada pemetaan bidang yang dibutuhkan sehingga kehadiran dosen asing memberi dampak bagi kemajuan bidang yang jadi fokus pembangunan bangsa,” kata Ibnu.
Firmanzah mengatakan dosen asing sebaiknya dalam bentuk dosen atau profesor kunjung. Praktik ini sudah lazim dilakukan di perguruan tinggi di dunia.

“Jika dosen asing jadi dosen tetap, nanti gaduh dan butuh penyesuaian pada regulasi. Dengan visiting profesor itu lebih fleksibel,” ujar Firmanzah. (ELN)–ESTER LINCE NAPITUPULU

Sumber: Kompas, 20 April 2018

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan
UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum
3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum
Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023
Tiga Ilmuwan Penemu Quantum Dots Raih Nobel Kimia 2023
Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023
Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Senin, 13 November 2023 - 13:46 WIB

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 November 2023 - 13:42 WIB

3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum

Senin, 13 November 2023 - 13:37 WIB

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 November 2023 - 05:01 WIB

Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:52 WIB

Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:42 WIB

Teliti Dinamika Elektron, Trio Ilmuwan Menang Hadiah Nobel Fisika

Berita Terbaru

Berita

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 Nov 2023 - 13:46 WIB

Berita

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 Nov 2023 - 13:37 WIB