Perempuan Pemimpin Masih Rendah

- Editor

Kamis, 25 Juni 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kepemimpinan perempuan di perguruan tinggi masih terbilang rendah. Padahal, potensi perempuan untuk tampil sebagai pemimpin di perguruan tinggi cukup besar. Berbagai tantangan masih menghadang.
Berdasarkan data Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, jumlah perempuan mahasiswa di perguruan tinggi mencapai 51 persen dari total sekitar 6,85 juta orang. Jumlah perempuan yang menjadi dosen totalnya 41 persen. Namun, yang berpendidikan S-3 turun jadi 33 persen. Adapun perempuan yang bisa menjadi rektor baru delapan orang dari 4.000 lebih perguruan tinggi di Indonesia.

Guna mendorong perempuan di perguruan tinggi muncul menjadi pemimpin, para perempuan dosen yang proporsinya bervariasi di kisaran 21 hingga 72 persen di setiap perguruan tinggi (PT) diajak untuk berjejaring.

Lewat proyek Higher Education Leadership and Management (HELM) yang disponsori USAID, digelar Forum Kepemimpinan Perempuan, akhir pekan lalu. Koordinator Forum Kepemimpinan Perempuan USAID HELM Rosdiana Rachim mengatakan, forum ini bertujuan membangun jaringan kerja kuat di antara para peserta dan meningkatkan potensi peran kepemimpinan mereka di institusi pendidikan tinggi masing-masing.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Para perempuan pemimpin di perguruan tinggi diharapkan berbagi informasi, pengetahuan, dan pengalaman. Lebih jauh lagi, untuk mengembangkan kemampuan dan keahlian yang dapat membantu mereka meningkatkan kualitas serta pelayanan dalam tiga bidang tridarma pendidikan tinggi, yakni pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Dosen Universitas Negeri Semarang Wati Istanti mengatakan, dengan dukungan USAID HELM dibentuk Jaringan Kepemimpinan Perempuan di Perguruan Tinggi (JKP2TI). Dukungan datang dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, juga dari Kemristek dan Dikti.

“Perempuan yang punya sikap, pengetahuan, dan keterampilan memadai jadi pemimpin, harus diperjuangkan bersama-sama, baik oleh perempuan maupun laki-laki,” kata Wati.

Kendala seperti otoritas dan dukungan profesional untuk menjadikan perempuan sebagai pemimpin perlu diperhatikan.

“Kita mesti mencari tahu dukungan seperti apa yang dibutuhkan perempuan untuk mampu menjadi pemimpin di perguruan tinggi,” kata Andrea Bosch selaku Chief of Party USAID HELM. (ELN)
———————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 25 Juni 2015, di halaman 11 dengan judul “Perempuan Pemimpin Masih Rendah”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB