Kesetaraan Jender; Pembedaan Ciri Biologis Primer Telah Membudaya

- Editor

Minggu, 20 April 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Persepsi yang kurang tepat mengenai kesetaraan jender telah menghalangi peran perempuan dalam kehidupan sosial. Selama ini, masyarakat menganggap perempuan memiliki keterbatasan kesempatan berdasarkan perbedaan ciri biologis primer.

Guru Besar Bidang Komunikasi Jender Institut Pertanian Bogor Aida Vitayala S Hubeis menyatakan, persepsi mengenai perbedaan laki-laki dan perempuan berdasarkan ciri biologis primer (fisik) telah membudaya sehingga memengaruhi cara pandang masyarakat. Pandangan itu pula yang membatasi peran perempuan dalam tatanan sosial.

”Ciri biologis primer itu memungkinkan perempuan memiliki kemampuan 2H-2M (haid, hamil, melahirkan, dan menyusui). Hal itu menyebabkan mereka diposisikan berperan di rumah,” ujar Aida di Bogor, Kamis (17/4). Padahal, kata Aida, dalam ciri biologis sekunder (kuat-lemah atau maskulin-feminim) tidak ada perbedaan mencolok.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Demi meraih hak sama di segala bidang, perempuan mengharapkan kesetaraan jender. Aida menambahkan, tuntutan perempuan itu bukan untuk menyamakan peran dan fungsi perempuan dan laki-laki. Dengan kesetaraan itu, perempuan ingin memiliki akses dan kesempatan serupa sesuai kompetensinya. Hal itu terkait erat dengan profesi di dunia kerja.

Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (2012), dari 118 juta penduduk perempuan Indonesia, sebanyak 47,91 persen atau 56 juta perempuan bekerja. Jumlah itu cenderung stagnan sejak 2001. Sementara sebanyak 36,97 persen perempuan mengurus rumah tangga.

Padahal, berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (2012), angka lulusan perguruan tinggi laki-laki dan perempuan nyaris seimbang, 6,43 persen dan 6,11 persen. Namun, persentase perempuan yang tidak memiliki ijazah pendidikan masih lebih tinggi, yakni 27,66 persen, sedangkan laki-laki 22,38 persen.
Pengetahuan gizi

Guru Besar Bidang Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor Siti Madanijah menganggap, perempuan perlu akses dan kesempatan pendidikan yang baik karena bertugas mempersiapkan generasi masa depan. Perempuan berperan membentuk kualitas anak dalam 1.000 hari pertama kehidupan, masa krusial pertumbuhan bayi.

Untuk itu, perempuan, terutama remaja putri, memerlukan pendidikan gizi. Mereka akan menghadapi masa kehamilan nantinya dan perlu memahami betapa penting asupan gizi bagi kesehatan anak sejak dalam rahim.

Masalah utama akibat kekurangan gizi, kata Siti, ialah bayi pendek (stunting). ”Sekitar 20 persen bayi lahir pendek setiap tahun di Indonesia,” ungkap Siti. Asupan gizi yang baik ketika hamil meningkatkan kualitas otak bayi.   Siti mengatakan, 80 persen pertumbuhan otak terjadi ketika bayi berbentuk janin. Selebihnya, perkembangan otak terjadi setelah lahir hingga masa anak-anak ”Seharusnya, perempuan mengonsumsi asupan kaya gizi pada masa kehamilan,” kata Siti. (A07)

Sumber: Kompas, 19April 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB