Penerbit Buku Teks Perlu Dikembangkan

- Editor

Sabtu, 13 September 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kebijakan penyediaan buku teks secara gratis untuk siswa dan guru merupakan keberpihakan untuk dunia pendidikan. Namun, keterlibatan pemerintah dalam penyediaan buku teks tidak semestinya meminggirkan peran penerbit buku teks.

Terkait karut-marut penyediaan buku teks Kurikulum 2013 yang sampai saat ini belum tuntas, terlihat pemerintah tidak siap menjalankan tugas sebagai penerbit. Akibatnya, keterlambatan pencetakan dan pendistribusian buku hingga ke sekolah merugikan siswa dan guru.

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Lucya Andam Dewi mengatakan, keterlambatan buku teks Kurikulum 2013 sampai ke sekolah menyeret penerbit. Padahal, penerbit buku teks yang tergabung dalam Ikapi tidak terlibat dalam pengadaan naskah buku teks wajib ataupun pencetakan dan pendistribusian buku.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Memang ada penerbit yang juga punya percetakan. Namun, kerja samanya dengan percetakan, bukan penerbitannya,” kata Lucya, di Jakarta, Jumat (12/9). Penerbit buku membuat buku pengayaan Kurikulum 2013 secara mandiri. Selain itu, penerbit membuat buku peminatan untuk jenjang SMA/SMK.

Lucya mengatakan, kekacauan penyediaan buku teks sudah diperkirakan sebelumnya. Meskipun bukan ranah penerbit, Ikapi pernah mengusulkan pola dan pendistribusian buku Kurikulum 2013 kepada pemerintah.

Menurut Lucya, Ikapi sudah memberi masukan soal kapasitas percetakan buku teks karena tidak banyak percetakan di Indonesia yang punya mesin khusus untuk pencetakan buku teks. Selain itu, masalah distribusi buku juga tidak sepele.
Gandeng penerbit

Sekretaris Umum PP Ikapi Husni Syawie menambahkan, timbulnya kekacauan penyediaan buku teks karena pemerintah kurang cermat mengkaji masalah-masalah yang timbul dari proses pencetakan hingga pendistribusian. ”Dalam penyediaan buku teks ini, waktunya terburu-buru hingga permasalahannya jadi rumit,” ujar Husni.

Upaya pemerintah menyediakan buku teks berkualitas dan murah tentu harus didukung. ”Namun, apabila pendekatannya proyek, ya, susah. Mestinya dengan sistem berkelanjutan,” tutur Lucya.

kanisius-bukuKetua Kompartemen Buku PP Ikapi Dharma Hutauruk mengatakan, penyediaan buku teks oleh pemerintah dapat dengan menggandeng penerbit buku teks berpengalaman. Pemerintah bisa membeli buku teks yang lolos penilaian, dengan menetapkan harga yang sama, lalu menyediakannya gratis untuk sekolah.

Husni menambahkan, pemerintah semestinya memberdayakan penerbit buku teks untuk mendukung tumbuhnya penulis-penulis buku teks sekaligus menghidupkan industri penerbitan. Saat ini, jumlah penerbit buku teks berkurang. Penerbit buku teks berkisar 140 perusahaan dari total sekitar 490 penerbit buku teks yang pernah ada. (ELN)

Sumber: Kompas, 13 September 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 18 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB