Sumber tsunami yang melanda pesisir Banten dan Lampung semakin menemukan titik terang. Pemodelan yang dilakukan telah menyingkap sumber tsunami ini berasal dari Anak Krakatau.
“Kasus tsunami Selat Sunda ini kompleks karena ada dua parameter yang tidak diketahui, yaitu lokasi sumber dan waktu kejadian,” kata peneliti tsunami dari Indonesia yang bekerja di GNS Science, Selandia Baru, Aditya R. Gusman, yang dihubungi, Minggu (23/12). Aditya merupakan ahli dalam pemodelan tsunami.
Dengan memakai waktu tiba tsunami di pesisir tide gauge dari BIG (Badan Informasi Geospasial), Aditya berhasil menemukan lokasi sumber dan waktu terjadinya peristiwa yang memicu tsunami. “Saya menggunakan metoda backward tsunami propagation time berdasar waktu tiba sinyal di setiap stasiun untuk mencari lokasi dan waktu kejadian di sumbernya,” kata Aditya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
–Dengan metoda backward tsunami propagation time dan waktu tiba signal di setiap stasiun, diketahui sumber tsunami berada di disekitar kepulauan Anak Krakatau dan waktu kejadian sumber tsunami pada 21:02 WIB. Warna paling merah adalah perkiraan lokasi sumber tsunami. Segitiga hijau adalah lokasi stasiun tide gauge. Sumber: Aditya Gusman, 2018
Hasilnya sumber tsunami diprediksi berada di sekitar kepulauan Anak Krakatau dan waktu kejadian sumber tsunami pada 21.02 WIB. Jika mengacu data tide gauge BIG, atau alat pemantau muka air laut di Serang, gelombang tsunami tiba paling awal di Serang, yaitu pada pukul 21.27 WIB dengan ketinggian 0,9 meter. Berikutnya, di Banten tiba pukul 21.33 WIB dengan ketinggian 0,35 meter, di Pelabuhan Panjang, Lampung pukul 21.53 WIB dengan ketinggian 0,28 meter.
Waktu jeda tsunami
Berdasarkan data ini, waktu jeda tsunami dengan tibanya di pantai Serang sebenarnya cukup lama, yaitu sekitar 25 menit, sedangkan di Banten 31 menit dan Lampung 51 menit. “Kecepatan tsunami itu berubah-ubah tergantung kedalaman di mana tsunami merambat. Semakin dalam lautnya, semakin cepat,” kata dia.
Jadi, sekalipun jarak pesisir Banten dengan sumber tsunami jauh, namun waktu tibanya lebih lambat dibandingkan Lampung. Ini karena dinamika batimetri ke arah Lampung yang lebih dalam.
Ahli tsunami dari Institut Teknologi Bandung Hamzah Latief, mengatakan, pemodelan ini menguatkan dugaan semula bahwa tsunami dipicu aktivitas di sekitar Anak Krakatau yang saat ini mengalami erupsi. Tsunami di Selat Sunda bisa terjadi dengan akibat longsoran atau guguran lava. Juga bisa akibat pertemuan antara lava panas dengan air terutama jika terdengar ledakan. “Ini seperti saat menggoreng ikan di wajan panas, cuma ini yang panas ikannya sedangkan minyaknya yang dingin,” ungkapnya.–AHMAD ARIF
Sumber: Kompas, 23 Desember 2018