Berdasarkan hasil pantauan kondisi atmosfer, seperti awan, angin, dan hujan, suhu permukaan laut, serta posisi dan aktivitas matahari, sepanjang Maret hingga Mei nanti merupakan masa pancaroba atau peralihan dari musim hujan menuju musim kemarau di Indonesia. Suhu rata-rata di beberapa kota besar di Indonesia menunjukkan bahwa suhu meninggi saat pancaroba. “Dalam kondisi cerah dengan awan minimum, maka pemanasan akan lebih efektif, sehingga suhu jauh lebih tinggi dari rata-rata,” ujarnya.
Terik matahari bisa makin menjadi akibat kondisi pemanasan kota yang kurang pepohonan serta banyak emisi karbon dioksida dari transportasi, industri, dan rumah tangga. “Di Bandung, misalnya, dalam kondisi cerah, suhunya bisa lebih dari 30 derajat Celsius,” ujarnya. Suhu di Bandung sekarang ini berkisar 21-30,5 derajat Celsius.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Djamaluddin, beberapa daerah diperkirakan mulai kemarau pada April ini. Sedangkan sebagian besar tempat akan memulainya pada Mei hingga Juni. Kemarau dimulai dari wilayah timur menuju barat Indonesia.
Gejala datangnya kemarau normal itu terlihat pada awal 2011. Saat itu musim hujan sudah cenderung kering atau curah hujannya di bawah normal. Kondisi Lautan Pasifik yang ikut mempengaruhi musim kemarau di Indonesia saat ini suhunya menghangat. “Tapi diperkirakan tidak akan menimbulkan kemarau kering,” katanya.
Dampak pancaroba itu salah satunya sudah dirasakan Pembangkit Listrik Tenaga Air Waduk Saguling. Sejak awal April lalu, pasokan air ke waduk itu telah menurun drastis. “Sekarang cuma bisa memakai satu dari empat mesin pembangkit,” kata Manajer Senior Humas PT Indonesia Power Luthfi Hani, Jumat lalu. ANWAR SISWADI
Sumber: Koran Tempo, 11 April 2011