Awal Musim Kemarau Terjadi pada Mei dan Juni

- Editor

Kamis, 17 Mei 2018 - 09:18 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprediksi awal musim kemarau didominasi pada bulan Mei dan Juni. Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat menjadi wilayah paling awal mengalami musim kemarau.

Pada bulan Mei, persentase kumulatif wilayah yang memasuki musim kemarau sebesar 58,2 persen. Pada bulan Juni meningkat menjadi 87,1 persen dan pada Juli meningkat menjadi 95,6 persen. Adapun persentase tiap bulan yaitu, bulan April sebesar 17,3 persen, Mei sebesar 35 persen, Juni 28,9 persen.

KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO–Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprediksi mayoritas wilayah di Indonesia akan mengalami awal musim kemarau pada bulan Mei dan Juni, Rabu (16/5/2018) di Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Hary Tirto Djatmiko mengatakan, wilayah pertama yang memasuki musim kemarau, yaitu Provinsi Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Riau, Sumatera Utara, dan Aceh. “Selanjutnya perlahan menuju ke arah barat dan utara,” kata Hary di Jakarta, Rabu (16/5/2018).

KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO–Hary Tirto Djatmiko

Ia mengatakan, Pulau Jawa, sebagian Sulawesi, sebagian Kalimantan, Sumatera, sebagian Papua secara umum mulai kemarau pada bulan Mei. Hary mengatakan, prakiraan perubahan musim di Indonesia tidak dapat disamaratakan karena kondisi alam yang berbeda-beda.

Hary menyoroti wilayah Pulau Papua, sebagian Pulau Kalimantan, sebagian Pulau Sulawesi, dan sebagian Pulau Sumatera yang tidak memiliki kejelasan perbedaan antara musim hujan dan kemarau. Hal tersebut terjadi karena adanya hutan lebat.

Adapun pengaruh perubahan musim tersebut terjadi karena adanya pergerakan semu matahari dan suhu muka laut. Kondisi El Nino dan La Nina juga mempengaruhi perubahan iklim.

Berdasarkan pantau BMKG, pada April lalu kondisi La Nina dalam kategori lemah dan sudah berakhir menuju kondisi normal pada bulan Mei hingga Septermber 2018. BMKG memprediksi Samudera Hindia dalam keadaan normal pada periode April hingga September.

Sirkulasi angin regional didominasi angina Monsun Australia (angin timuran) pada hampir sebagian besar wilayah Indonesia bagian selatan khatulistiwa. Angin timuran membawa massa udara kering dari benua Australia, kondisi ini selaras dengan awal periode musim kemarau di Indonesia.

Awal puasa
Melihat kondisi iklim di Indonesia yang mulai memasuki musim kemarau, Hary menyarankan agar masyarakat yang sedang menunaikan ibadah puasa dapat menyesuaikan kondisi tubuhnya dengan situasi pada kemarau.

Ia mengatakan, pada awal kemarau suhu udara akan menurun dan massa udara basah. Hal tersebut berarti massa udara bercampur antara udara kering dengan uap air, serta memiliki kelembapan yang sangat besar.

Agar tubuh tetap sehat, maka dibutuhkan vitamin yang cukup dan menjaga kesehatan. Hary menyarankan agar masyarakat mengkonsumsi banyak cairan sebab akan terjadi panas terik pada puncak kemarau. Pada situasi tersebut terjadi aliran massa udara dingin dan kering.

Pada awal musim kemarau, panas tidak akan terik dan ada potensi hujan. “Penyebab dari panas terik, yaitu perubahan musim hujan menjadi kemarau,” kata Hary.

KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO–Citra satelit cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Rabu (16/5/2018)

Pertanian
BMKG telah menginformasikan situasi awal musim kemarau di Indonesia kepada kemeterian dan lembaga terkait. Mereka merekomendasikan kepada Kementerian Pertanian dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menyiapkan pola tanam yang tepat.

Hary mengatakan, BMKG telah merekomendasikan kepada KLHK wilayah yang berpotensi memiliki titik panas. Hal tersebut akan berpengaruh pada tingkat ketersediaan air tanah.

Ia menyarankan agar petani mulai menanam tanaman palawija karena tidak membutuhkan banyak air. Secara terpisah, Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian Agung Hendriadi telah mensosialisasikan kepada petani, pola tanam yang cocok di musim kemarau. “Secara teknis irigasi masih tetap seperti biasa,” kata Agung.–PRAYOGI DWI SULISTYO

Sumber: Kompas, 16 Mei 2018

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan
UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum
3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum
Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023
Tiga Ilmuwan Penemu Quantum Dots Raih Nobel Kimia 2023
Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023
Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Senin, 13 November 2023 - 13:46 WIB

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 November 2023 - 13:42 WIB

3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum

Senin, 13 November 2023 - 13:37 WIB

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 November 2023 - 05:01 WIB

Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:52 WIB

Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:42 WIB

Teliti Dinamika Elektron, Trio Ilmuwan Menang Hadiah Nobel Fisika

Berita Terbaru

Berita

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 Nov 2023 - 13:46 WIB

Berita

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 Nov 2023 - 13:37 WIB