Niat Bangun Bandara Ramah Lingkungan di Daerah

- Editor

Senin, 27 Oktober 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pengelola bandar udara, PT Angkasa Pura I, menyatakan kesiapannya membangun bandara dan terminal yang ramah lingkungan sekaligus nyaman bagi penumpang. Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura I Farid Indra Nugraha mengatakan, pihaknya menerapkan konsep bandara dan terminal bandara ramah lingkungan dalam pengembangan bandara di Bali, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Balikpapan, dan Banjarmasin.

”Itu mulai dari perencanaan, sarana dan bahan yang digunakan, serta dalam operasionalnya. Kami juga memerhatikan kearifan lokal,” kata Farid dalam pertemuan para pengelola bandara di Nusa Dua, Badung, Bali, pekan lalu. Angkasa Pura I merampungkan renovasi dan pengembangan Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali. Peresmiannya direncanakan digelar pada November 2014. (COK)

——————–
Jantung Berhenti Berdetak Berhasil Dicangkokkan

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tim dokter Rumah Sakit St Vincent’s, Sydney, Australia, berhasil mencangkokkan jantung dari donor yang sudah mati. Setelah dicangkokkan, jantung yang berhenti berdetak 20 menit itu bisa berdetak lagi. Penerima donor jantung mati pertama itu penderita gagal jantung bawaan, Michelle Gribilas (57). Selama ini, cangkok jantung berasal dari pendonor dewasa yang otaknya sudah mati, tetapi jantungnya masih berdetak. Jantung mereka lalu diambil, disimpan empat jam dalam suhu beku, baru dicangkokkan. Jantung dianggap satu-satunya organ tubuh yang tak bisa ditransplantasikan setelah organ itu mati. Kepala Unit Transplantasi Jantung RS St Vincent’s Peter MacDonald kepada BBC, Jumat (24/10), mengatakan, jantung mati itu diambil dari pendonor, lalu ditempatkan dan dihidupkan di mesin ”jantung dalam kotak”. Tempat itu memungkinkan jantung tetap hangat, detak dipulihkan dan diberi cairan nutrisi pengurang kerusakan otot jantung. ”Terobosan ini dapat mengurangi kurangnya donor jantung,” katanya. Mesin itu sedang diuji dan diperkirakan hampu menyelamatkan 30 persen hidup mereka yang butuh jantung donor. (BBC/MZW)

Sumber: Kompas, 27 Oktober 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB