Mobil Hemat Energi, Sapu Angin ITS Ganti Gunakan Bahan Bakar Bensin

- Editor

Selasa, 13 Februari 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tim mobil hemat energi Sapu Angin dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Jawa Timur, memutuskan mengganti bahan bakar Sapu Angin dari solar ke bensin untuk berkompetisi di ajang lomba rancang bangun mobil hemat energi Shell Eco-marathon Asia 2018 di Singapura pada 8-11 Maret mendatang. Penggunaan bahan bakar bensin dinilai memberikan peluang lebih besar untuk mengembalikan kemenangan yang tahun lalu terlepas.

Shell Eco-marathon (SEM) Asia 2018 akan berlangsung di Changi Exhibition Centre, Singapura. Dalam kompetisi kali ini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengirim dua tim untuk turun dalam kategori urban. Dua tim tersebut adalah tim mobil Sapu Angin XI Evo 2 yang turun dalam kelas Urban Gasoline kategori Internal Combustion Engine (gabungan dari mobil berbahan bakar diesel, bensin, dan etanol) serta Nogogeni V di kelas Urban Electric kategori battery electric.

Manajer non teknik Tim Sapuangin Billy Firmansyah di sela-sela peluncuran Tim Sapu Angin dan Nogogeni, Senin (12/2), di Surabaya, mengatakan, peralihan dari bahan bakar diesel menjadi bensin dilakukan setelah evaluasi lomba tahun lalu yang membuat posisi timnya menempati ke peringkat kedua. Padahal sebelumnya, tim Sapu Angin menjadi juara bertahan selama enam kali berturut-turut sejak 2010 hingga 2016. Bahkan selama tiga tahun terakhir, mereka menjuarai ajang itu dengan bahan bakar solar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN–Lomba Shell Eco-marathon Asia 2017 di Changi Exhibition Center, Singapura, Jumat (17/3/2017). Sebanyak 947 mahasiswa dari 123 tim yang berasal dari 20 negara mengekspresikan ide mereka lewat kompetisi mobil hemat energi itu.

Menurut Billy, aturan baru yang diterapkan panitia sejak 2017 lebih menguntungkan untuk mobil berbahan bakar bensin. “Faktor pengali untuk bahan bakar solar 0,8; untuk bensin 1; dan etanol 1,2 sehingga meski capaian jarak sama, hasil akhir berbeda,” kata Billy.

Pada ajang yang sama tahun lalu, tim Sapu Angin menggunakan bahan bakar solar dan menempati urutan kedua dengan capaian 336 kilometer (km) per liter, kalah dari tim Sadewa Universitas Indonesia yang menggunakan bahan bakar bensin dan berhasil menempuh jarak 375 km per liter.

Dosen pembimbing Tim Sapu Angin, Witantyo, mengatakan, mesin yang digunakan tahun ini berbeda dengan tahun lalu karena menyesuaikan bahan bakar. Mesin Sapu Angin XI Evo 2 mengambil basis mesin sepeda motor Honda Beat dengan kapasitas 110 cc dengan penyesuaian Engine Control Unit (ECU).

Berat kosong mobil pun turun dari tahun lalu sebesar 114 kg menjadi sekitar 80 kg.
Mobil yang akan dikapalkan ke Singapura pada Kamis (15/2) ini telah diuji coba di ajang Kontes Mobil Hemat Energi pada November 2016 dengan capaian 405 km per liter. “Kami menargetkan merebut kembali podium utama dengan capaian 500 km per liter,” ujar Witantyo.

Karbon fiber
Sedangkan untuk Nogogeni V, kata dosen pembimbing tim, Dedy Zulhidayat Noor, perbaikan dilakukan di sektor body mobil untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar listrik. Jika tahun lalu body mobil dibuat di PT Dirgantara Indonesia menggunakan bahan baku seperti yang digunakan pesawat terbang, kini menggunakan karbon fiber yang melibatkan departemen Desain Produk Industri. Berat mobil turun 10 kg dari 100 kg menjadi 90 kg.

Mesin yang digunakan untuk ajang tahun ini masih sama dengan tahun lalu dengan motor listrik bertenaga 350 kilowatt dan baterai 48 volt. “Ada peningkatan aerodinamika untuk peningkatan efisiensi. Gesekan antar komponen juga diperkecil dengan penggantian bearing yang mampu meningkatkan efisiensi mobil,” kata Dedy.

Pada ajang SEM 2017, tim Nogonegi menempati urutan ketiga dengan capaian 100 km per kwh. Capaian tim Nogogeni kalah dengan LAC Hong University dari Vietnam di urutan pertama dengan 108 km per kwh dan Dagisik U?I dari University of the Phillipines Dillman dengan perolehan 107 km per kwh.

“Kami optimis bisa meraih juara pertama karena dari pengujian mobil ini bisa mencapai efisiensi 150 km per kwh,” tutur Dedy.

Rektor ITS Prof Joni Hermana yakin tim yang berangkat ke Singapura bisa mencapai hasil lebih baik dibanding tahun lalu. Sejumlah perbaikan telah dilakukan untuk meningkatkan efisiensi kedua mobil itu. Dia berharap kedua tim bisa memenangkan SEM 2018 sehingga bisa mewakili Indonesia di ajang Drivers’ World Championship (DWC) di London.–IQBAL BASYARI

Sumber: Kompas, 13 Februari 2018

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan
UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum
3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum
Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023
Tiga Ilmuwan Penemu Quantum Dots Raih Nobel Kimia 2023
Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023
Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023
Berita ini 10 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Senin, 13 November 2023 - 13:46 WIB

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 November 2023 - 13:42 WIB

3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum

Senin, 13 November 2023 - 13:37 WIB

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 November 2023 - 05:01 WIB

Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:52 WIB

Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:42 WIB

Teliti Dinamika Elektron, Trio Ilmuwan Menang Hadiah Nobel Fisika

Berita Terbaru

Berita

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 Nov 2023 - 13:46 WIB

Berita

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 Nov 2023 - 13:37 WIB