Indonesia Dominasi Podium Juara Mobil Hemat Energi

- Editor

Senin, 20 Maret 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tim-tim asal Indonesia menguasai posisi lima besar dalam kompetisi Shell Eco-marathon Asia 2017 di Singapura untuk kategori mobil berkonsep urban berbasis bahan bakar, Sabtu (18/3).

Lima posisi teratas ajang inovasi mobil hemat energi tersebut diduduki tim-tim Tanah Air, mengungguli peserta dari 19 negara lainnya.

Dalam pengumuman pemenang yang disampaikan General Manager Shell Eco-marathon (SEM) Norman Koch, tim Sadewa dari Universitas Indonesia meraih hasil terbaik dengan berhasil menempuh jarak 375 kilometer (km) untuk 1 liter bensin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Peringkat kedua diduduki tim Sapu Angin dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan 336 km per liter; disusul tim Garuda dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dengan capaian 221 km per liter.

Dua tim lain yang menduduki peringkat keempat dan kelima adalah tim 2 Bengawan Universitas Sebelas Maret (UNS) dengan 213 km per liter dan tim Cikal Ethanol dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang menorehkan 198 km per liter.

Tim Indonesia juga menduduki peringkat ketujuh hingga kesembilan yang berurutan diraih tim Semar Urban dari Universitas Gadjah Mada (UGM), tim Antawira dari Universitas Diponegoro (Undip), dan tim Horas Mesin dari Universitas Sumatera Utara (USU). Demikian dilaporkan wartawan Kompas, Frans Pati Herin, dari Singapura.

Mobil berkonsep urban yang dilombakan dalam SEM 2017 ini menggunakan tiga jenis bahan bakar, yakni bensin, solar (diesel), dan etanol. Jumlah mobil yang tampil dalam kategori tersebut sebanyak 32 tim dari 20 negara.

Menguasai teknologi
“Ini tandanya (mahasiswa) kita tidak kalah (dengan mahasiswa dari negara lain). Lihat saja, pesertanya banyak dari negara maju, seperti Jepang. Anak-anak Indonesia membuktikan kemampuan mereka menguasai teknologi,” kata Profesor Bambang Sugiarto, pendamping tim Sadewa, di lokasi kompetisi Changi Exhibition Center, Singapura.

General Manager External Relation Shell Indonesia Haviez Gautama menambahkan, persaingan ketat justru terjadi di antara sesama tim asal Indonesia. Tahun lalu, ketika SEM digelar di Manila, Filipina, saat kompetisi masih dikategorikan berdasarkan jenis bahan bakar, tim Sadewa memenangi kategori bensin, sedangkan Sapu Angin menang di kategori solar. Sementara kategori mobil listrik dimenangi tim Bumi Siliwangi dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Ketiga tim itu kemudian mewakili Asia dalam SEM tingkat dunia di London, Inggris. Saat itu, Bumi Siliwangi menjadi juara dunia. Namun, tahun ini, Bumi Siliwangi hanya menduduki peringkat kesepuluh untuk kategori mobil listrik.

Kategori mobil konsep urban bertenaga listrik tahun ini dimenangi tim LH ETS dari Lac Hong University, Vietnam. Tim tersebut mencatat penggunaan energi 108 km per kWh.
——————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 Maret 2017, di halaman 15 dengan judul “Indonesia Dominasi Podium Juara”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 14 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB