Sapuangin ITS Raih Juara Dunia Kompetisi Mobil Hemat Energi

- Editor

Selasa, 10 Juli 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mobil hemat energi Sapuangin dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya menjuarai Shell Eco-Marathon Driver’s World Championship 2018, kompetisi internasional mobil hemat energi. Sapuangin ada di posisi pertama mobil dengan efisiensi pembakaran terbaik saat berlaga di Queen Elizabeth Olympic Park, London, Inggris, Minggu (8/7/2018).

Sapuangin menjadi mobil tercepat dan terhemat di ajang internasional itu mengalahkan delapan mobil lain dari Asia, Eropa, dan Amerika. Posisi kedua diraih tim Sask Eco UC dari Kanada disusul tim Toulouse Ingenierie Multidisciplinaire dari Prancis di posisi ketiga.

ARSIP HUMAS ITS–Mobil hemat energi Sapuangin dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Jawa Timur, mengikuti inspeksi teknis saat kompetisi rancang-bangun Shell Eco-Marathon Driver’s World Championship 2018 di Queen Elizabeth Olympic Park, London, Inggris, Rabu (4/7/2018). Mobil berbahan bakar bensin itu menjadi mobil tercepat dan terhemat di ajang tersebut.–ARSIP HUMAS ITS

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Selain Sapuangin ITS, tim dari Asia diwakili dua tim lain dari Indonesia, yakni tim Semar Urban dari Universitas Gadjah Mada dan tim Garuda dari Universitas Negeri Yogyakarta. Tiga tim itu meraih tiket ke grand final Shell Eco-Marathon Driver’s World Championship (SEM WDC) 2018 di London setelah jadi tiga tercepat di Asia. Mereka bersaing dengan perwakilan dari Eropa dan Amerika Serikat yang juga mengirim tiga tim terbaiknya.

KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA–Angota ITS Team Sapu Angin memperlihatkan kemampuan mobil balap formula Sapuangin Speed 5 yang baru diluncurkan di Gedung Rektorat Institut Teknologi Sepuluh Nopember di Surabaya, Jumat (25/8/2017). Mobil rancangan mahasiswa tersebut akan berlomba dalam ajang “Student Formula Japan 2017 ” di Ecopa Stadium Jepang.

Sejumlah kendala
Manajer Nonteknis Tim Sapuangin ITS Billy Firmansyah, dihubungi dari Surabaya, Senin (9/7), mengatakan, keberhasilan menjuarai ajang SEM WDC 2018 merupakan capaian kerja keras semua anggota tim. ”Sejumlah kendala menghadang Sapuangin, antara lain ban sobek dan steering patah sebelum lomba. Kami bisa mengatasinya,” ucapnya.

Sapuangin jadi mobil pertama mencapai garis akhir setelah menuntaskan 10 putaran di trek sepanjang 6,7 kilometer dengan elevasi 3-12 meter. Mobil yang memakai bahan bakar bensin itu mengalahkan mobil lain yang menggunakan bahan bakar solar, etanol, gas alam cair, dan listrik.

”Ajang SEM WDC tak hanya soal kecepatan, tetapi juga efisiensi bahan bakar. Pemenang di ajang ini adalah mobil yang bisa mencapai garis finis pertama dengan batas bahan bakar ditentukan,” kata Billy.

Meski jadi jawara di ajang SEM Asia 2018 di Singapura, Maret lalu, tim ITS 2 ini menyiapkan strategi agar jadi yang terbaik di dunia. Efisiensi pembakaran bisa maksimal dengan mengatur kecepatan tak lebih dari 40 kilometer per jam.

Sejak awal lomba, Sapuangin berada di posisi empat terdepan. Saat memasuki putaran terakhir dan melihat bahan bakar memadai, mobil yang dikendarai Hafis Habibi melaju lebih cepat dan menyalip mobil-mobil lain di depannya.

”Sempat ada kekeliruan karena panitia menyatakan Sapuangin ITS baru menyelesaikan 9 putaran. Kami melayangkan protes dibantu tim lain dari Indonesia, tim Semar Urban dan tim Garuda, disertai bukti rekaman selama lomba berlangsung,” kata Billy.

General Manager Tim Sapuangin ITS Rafi Rasyad mengungkapkan, menjadi juara dunia kompetisi mobil tercepat dan terhemat ialah capaian amat luar biasa. ”Kemenangan ini tak hanya milik ITS, tetapi milik seluruh masyarakat Indonesia,” ujarnya.–IQBAL BASYARI

Sumber: Kompas, 10 Juli 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB