Menjelajah Segitiga Terumbu Karang Dunia

- Editor

Rabu, 21 Februari 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Harian Kompas menyelenggarakan Pameran Foto Jelajah Terumbu Karang bertema Laut Kita, Ibu Kita yang bakal digelar 21-25 Januari 2018 di Bentara Budaya Jakarta.

Menurut Heru Srikumoro, pewarta foto Kompas yang terlibat dalam Jelajah Terumbu Karang, mengatakan eksibisi memamerkan 60 frame yang berisi 70-an foto. Foto-foto ini dipilih oleh kurator Arbain Rambey yang juga pewarta foto senior Kompas.

“Foto-foto ini diseleksi dari sekitar 1.500 foto yang dihasilkan selama peliputan di delapan lokasi kemarin,” ungkap Heru, Selasa (20/2) disela-sela mempersiapkan pameran foto.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Eksibisi ini rencananya akan dihadiri Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang juga membuka pameran foto pada Rabu (21/2) malam. Beberapa komunitas selam, fotografer, jurnalis, peneliti, aktivis lingkungan, dan birokrat juga diundang dalam pembukaan yang juga diisi hiburan tarian tradisional kontemporer Balabala, oleh tim tari seniman Eko Supriyanto.

LUCKY PRANSISKA–Pameran Foto Jelajah Terumbu Karang bertema Laut Kita, Ibu Kita digelar 21-25 Januari 2018 di Bentara Budaya Jakarta.Pameran hasil liputan jurnalistik menjelajahi perairan nusantara memamerkan 60 foto karya wartawan Kompas.

Selain menampilkan foto-foto, Eksibisi ini juga diisi rangkaian diskusi menarik. Diantaranya, pada hari Kamis pukul 15.00-18.00, diskusi mengambil tema Kerusakan Terumbu Karang, Masa Depan Terancam? dengan menghadirkan Brahmantya Satyamurti Poerwadi (Dirjen Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan), Dirhamsyah (Kepala P2O LIPI), dan Firman Adiyaksa (Sekjen Perkumpulan Usaha Wisata Selam Indonesia).

KOMPAS/HERU SRI KUMORO–Kondisi bawah laut di titik selam zona pariwisata Pantai Yoro yang berbatasan dengan perairan kaombo di Desa Wali, Binongko, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Rabu (27/9). Perlindungan terumbu karang setempat dberlakukan untuk menjamin ketersediaan sumber protein bagi masyarakat.

Pada hari ketiga, Jumat pukul 15.00 – 18.00, diskusi “Potensi dan Peluang Otonomi Daerah di Laut dengan menghadirkan Diah Indrajati (plt Dirjen Pembangunan Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri), Muh Basli Ali (Bupati Selayar), Riza Damanik (Pengurus Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia dan Tenaga Ahli Kantor Staf Kepresidenan), dan Priyastomo (Direktur UMKM BRI).

Di hari keempat, Sabtu pukl 15.00-18.00, diskusi dan “sharing” fotografi bawah air oleh Ferganata Indra Riatmoko, pewarta Kompas yang ikut dalam beberapa lokasi peliputan. Setelah itu, selebriti dan pelaku wisata selam Nadine Chandrawinata didampingi Arbain Rambey akan berbagi pengalaman mereka menyelam di berbagai perairan Indonesia.
Pameran akan ditutup pada Minggu pada pukul 10.00-12.00 berupa edukasi kepada anak-anak. Para bentara muda akan dikerahkan untuk mengajar anak-anak itu mewarna dan menggambar.

Eksibisi ini digelar sebagai layanan Kompas usai Kompas pungkas melakukan peliputan khusus Jelajah Terumbu Karang di delapan lokasi yaitu Jailolo, Teluk Cenderawasih, Komodo, Selat Lembeh, Wakatobi, Raja Ampat, Selayar, dan Bali pada Juli-Oktober 2017. Liputan tersebut telah dituangkan dalam laporan jurnalistik berseri setiap hari Rabu mulai 8 November hingga 27 Desember 2017.

KOMPAS/ICHWAN SUSANTO–Ikan golden sweeper (Parapriacanthus ransonneti) ini hidup berkelompok sangat padat pada perairan dalam yang jernih pada lagun maupun karang tembok atau di dalam goa bawah laut. Ikan yang berukuran hingga 10 cm ini saat malam hari berburu zooplankton. Foto diambil di titik selam Shotgun atau Selat Gili Lawa di Perairan Komodo, Manggarai Barat, NTT, 29 Agustus 2017.

Selain dalam versi cetak, laporan juga diturunkan dalam format digital melalui “microsite” di laman terumbukarang.kompas.id. Di laman ini, Harian Kompas melengkapi laporan jurnalistik versi cetak dengan berbagai video dan infografik animasi yang memberikan layanan kelengkapan informasi bagi pembaca.

Berdasarkan survei yang dilakukan divisi penelitian bisnis Harian Kompas, laporan khusus ini mendapat respon positif dengan tingkat keterbacaaan cukup tinggi, yakni di atas 70 persen serta nilai di atas 8. Selain mengagumi laporan Harian Kompas itu, pembaca juga memiliki harapan agar Kompas mengajak berbagai pihak dalam menjaga keindahan surga bawah laut ini.

Dalam penjelajahan di delapan lokasi itu, Harian Kompas menemukan berbagai keindahan surga bawah laut dan membuat Indonesia layak disebut sebagai pusat segitiga terumbu karang dunia, dengan banyak misteri yang juga masih banyak tersimpan. Akan tetapi, cenderung hanya sebagian masyarakat yang memiliki kepedulian dan kearifan lokal dalam menjaga lautnya dari kerusakan akibat bom maupun penangkapan ikan tak ramah lingkungan lain.

Masyarakat yang berupaya melindungi ini seperti beradu cepat dengan kerusakan akibat ulah manusia maupun kerusakan akibat alam seperti perubahan iklim. Butuh upaya keras dan konsisten mengingat pemulihan ekosistem terumbu karang membutuhkan waktu yang sangat lama dan tak mudah.

Di sisi lain, upaya perlindungan secara formal sebagai cadangan konservasi maupun kawasan konservasi perairan oleh pemerintah kabupaten kini dihadapkan pada tantangan regulasi dan birokrasi. Keberadaan UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah telah memangkas sebagian kewenangan pengawasan dan pengelolaan laut oleh pemerintah kabupaten. Melalui regulasi itu, kewenangan pengawasan dan pengelolaan laut beralih ke pemerintah provinsi yang selama bertahun-tahun tak memiliki personel di daerah.

Di lokasi seperti Raja Ampat, Selayar, dan Bali, urusan peralihan kewenangan ini telah menghapus berbagai praktik baik yang telah diterapkan. Patroli perairan dari penangkapan hiu di Raja Ampat, misalnya, selama 10 bulan terakhir tidak dijalankan karena pemerintah kabupaten tidak lagi berani mengalokasikan anggaran pengawasan. Di sisi lain, pemerintah provinsi relatif tak berbuat banyak.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO–Ikan pari manta berenang di lokasi Manta Point, Pulau Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali, Rabu (25/10).

Di Bali, khususnya di Klungkung, Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida pun kini tak lagi ada patroli penangkapan hiu, pari manta, maupun nelayan yang beroperasi dengan menggunakan kompresor untuk menyelam serta mengambil sumber daya secara tidak lestari. Ini membuat reputasi Surga Biru Pulau Dewata yang menjadi tujuan wisata bahari internasional cenderung terancam.

Temuan lain dalam pengelolaan laut lain diantaranya fenomena dualisme kewenangan administrasi wilayah Taman Nasional. Seperti di Wakatobi dan Komodo yang dikelola Taman Nasional juga dikelola pemerintah kabupaten.
Di lokasi Perairan Komodo, masyarakat desa di Papagarang, Rinca, hingga Komodo hidup dalam keterbatasan karena berbagai akses pendidikan dan listrik yang minim. Bukan hanya itu saja, masalah air bersih juga menjadi tantangan. Meski berbagai permasalahan ini telah dituliskan dalam laporan Harian Kompas dalam berbagai episode.–ICHWAN SUSANTO

Sumber: Kompas, 20 Februari 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB