Membuat ”Time-lapse” dengan Kamera Sony

- Editor

Selasa, 10 Oktober 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Fotografi time-lapse sudah populer di kalangan fotografer dan videografer. Kini, sudah banyak video yang dibuat oleh para kreator, baik yang menggambarkan keindahan alam, ruang kota penuh tata cahaya di berbagai belahan dunia, maupun proses pembangunan gedung.

Didukung perkembangan teknologi aplikasi, kini semakin mudah berkarya membuat video time-lapse. Mulai dari perangkat kamera DSLR, mirrorless, hingga telepon seluler sekalipun. Aksesori kamera untuk memberikan efek gambar time-lapse gerak kini juga semakin lengkap. Mulai dari slider, panolapse, hingga slink kamera banyak ditemukan di pasaran dengan segala kecanggihannya.

Namun, dalam membuat video time-lapse, tetap saja dibutuhkan kesabaran dalam merekam gambar. Merekam video berdurasi 30 detik saja bisa menelan waktu tak kurang dari tiga jam, terutama apabila merekam suasana malam hari dengan cahaya yang minim. Kesabaran juga dituntut pada saat proses menyunting video.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Saya berkesempatan menjajal kamera Sony Alpha A9 dan Alpha A6500 untuk membuat video time-lapse. Sony A9 ini cocok bagi fotografer olahraga. Kelebihan kamera ini adalah mampu merekam 20 foto per detik tanpa gangguan blackout, terutama jika menggunakan mode electronic shutter (rana elektronik), yang dapat menghasilkan 241 gambar RAW dan 362 gambar JPEG. Kamera ini memiliki 693 titik deteksi fase bidang fokus otomatis dan memiliki stabilisasi 5 poros di dalam tubuh kamera.

Sony A9 ditanam sensor gambar CMOS full frame Exmor RS 24,2 megapiksel dengan ukuran sensor 35,6 x× 23,8 mm. Prosesor Bionz X yang ada di kamera ini menghasilkan 14 bit RAW belum terkompresi untuk mendapatkan wide dynamic range atau rentang dinamis yang luas.

Adapun Sony A6500 memiliki tubuh kamera mungil, tetapi dilengkapi fasilitas dan fitur yang menarik. Kamera ini didukung sensor APS-C CMOS 24,2 megapiksel, dengan ukuran sensor 23,5 x 15,6 mm yang menghasilkan 14 bit RAW.

Meski terlihat kecil, Sony A6500 ini sudah dilengkapi picture profile pengaturan mode warna, gradasi, saturasi, dan gamma untuk kebutuhan pengolahan citra warna tertentu berkarakter film, seperti Movie, Still, Cine1-4, ITU709, S-Log2, S-Log3.

Kedua kamera ini dicoba untuk membuat video time-lapse yang memiliki gambar beresolusi 6.000 x 4.000 piksel, setara dengan resolusi 6K video, dan kemampuannya untuk merekam video gerak lambat hingga 120 fps (frame per detik). Selain itu, juga untuk mencoba aplikasi time-lapse yang disediakan di PlayMemories Camera Apps.

PlayMemories Camera Apps merupakan produk aplikasi tambahan untuk fitur kamera dari produk Sony, selain tersedia aplikasi pendukung, seperti filter digital, star trail, smart remote control, dan sky HDR. Aplikasi tambahan yang dipasang di dalam menu kamera ini ada yang berbayar dan ada yang dapat diunduh gratis. Anda dapat mengunduhnya di www.playmemoriescameraapps.com sesuai dengan aplikasi yang dibutuhkan.

Aplikasi time-lapse yang ditanam di Sony A6500 cukup menarik dan mudah digunakan, tidak lagi perlu menggunakan kabel pengendali intervalometer di luar kamera. Sayangnya, aplikasi ini belum tersedia untuk kamera Sony A9 sehingga harus menggunakan intervalometer tambahan.

Didukung sejumlah lensa, seperti lensa FE 24-70 mm F2.8 GM, FE 70-200 mm F2.8 GM OSS, E PZ 28-135 mm F4 G OSS, dan 16-35 mm F2.8, semakin mudah untuk menentukan jarak dan komposisi foto, terutama pengambilan foto di atas gedung dengan kondisi ruangan terbatas.

Perangkat pendukung
Penggunaan tripod atau kaki tiga penyangga kamera merupakan hal yang wajib saat membuat time-lapse. Lokasi pemotretan yang banyak diterpa angin semakin membutuhkan tripod yang kokoh untuk menahan guncangan, terutama di atas gunung ataupun di atap-atap gedung tinggi yang terbuka. Tripod juga dibutuhkan untuk pemotretan time-lapse pada malam hari yang minim cahaya sehingga membutuhkan rana terbuka berdurasi hingga 30 detik.

Selain tripod, bisa juga menggunakan slider kamera yang dirancang khusus untuk pemotretan time-lapse. Slider kamera untuk menciptakan efek gerak pada video.

Dengan aplikasi time-lapse yang dipasang di kamera Sony A6500, secara otomatis kerja pemotretan time-lapse diserahkan kepada kemampuan aplikasi yang ada di kamera. Aplikasi ini memotret serangkaian gambar diam, kamera bekerja dengan interval yang sudah ditentukan, termasuk pengaturan kebutuhan cahaya di rana.

Kumpulan foto-foto itu dapat langsung diekstrak menjadi klip video dan dapat diberi efek tilting (gerak kamera dari atas ke bawah atau sebaliknya), juga gerakan panning ke kiri atau ke kanan, dan efek miniatur. Video time-lapse yang dihasilkan pada aplikasi ini berformat full HD (1920 x 1080).

Ada pilihan beberapa model menu di aplikasi ini, seperti Cloudy Sky, Night Sky, Night Scene, Sunset, Sunrise, Miniature, Standard, dan Custom. Format yang dihasilkan aplikasi ini terdiri dari RAW, JPEG, dan klip video sekaligus dalam sekali pemotretan time-lapse.

Dengan menggunakan pengaturan di mode Custom dan Aperture Priority, pengukuran cahaya secara otomatis, ternyata aplikasi ini mampu meredam flicker atau efek berkedip-kedip pada klip video akibat perubahan cahaya yang drastis per detiknya. Ini sering diketemukan pada klip video time-lapse yang merekam transisi dan gradasi cahaya pada saat suasana sore menuju ke malam hari.

Pada kamera Sony A9, saya menggunakan tambahan alat intervalometer dengan koneksi kabel. Aplikasi time-lapse dari PlayMemories Camera Apps belum tersedia untuk kamera ini, yang mungkin saat ini masih dalam tahap pengembangan.

Apabila menggunakan pengendali intervalometer tambahan, harus dihitung antara lamanya waktu rekam foto dan durasi video waktu pemutaran video. Sebagai contoh, waktu durasi pemutaran video (playback) 30 detik dengan 30 fps, interval 5 detik, ini membutuhkan waktu rekam gambar time-lapse mencapai 1 jam 15 detik.

Cara menghitung kebutuhan pemutaran video dan lamanya waktu pengambilan gambar ini bisa dengan menggunakan aplikasi kalkulator time-lapse yang dapat diunduh gratis di Android atau iOS. Sementara apabila menggunakan aplikasi time-lapse yang ada di kamera Sony, waktu dan banyaknya gambar yang dibutuhkan akan dihitung secara otomatis.

Dalam pemotretan time-lapse dengan 6 titik lokasi berbeda di Jakarta, terkumpul 7.122 foto dengan dua format RAW dan JPEG yang siap diekstrak menjadi klip video. Selain klip time-lapse, saya juga mencoba kemampuan dua kamera ini pada slow motion (gerakan lambat) pada 100 fps (PAL) dan 120 fps (NTSC) full HD.

Saya memilih kemampuan kedua kamera ini pada 120 fps NTSC meski tidak cocok untuk di Indonesia yang memiliki frekuensi 50 Hz atau lebih cocok pengaturan PAL, yang berisiko klip video banyak mengandung flicker, terutama saat pengambilan gambar pada malam hari yang banyak terdapat lampu penerangan jalan.

Untuk mengatasi flicker semacam ini, digunakan plugin Flicker Free saat penyuntingan video dengan aplikasi Final Cut Pro X. Hasilnya, flicker menghilang dari klip video.

Kumpulan 7.122 foto berformat RAW dengan resolusi 6000 x 4000 piksel ini diekstrak menjadi klip video dengan resolusi 6K. Dari kumpulan foto-foto yang diekstrak menjadi video tersebut, terlihat ada beberapa klip yang dianalisis oleh aplikasi LRtime-lapse mengandung flicker.

LRtime-lapse merupakan aplikasi yang sering digunakan fotografer dan videografer untuk mengekstrak foto menjadi time-lapse beresolusi ultra HD hingga 8K. Aplikasi ini terhubung dengan Adobe Lightroom sebagai sarana olah citra warna digital.

Kumpulan klip video time-lapse diolah kembali pada proses produksi penyuntingan dengan menggunakan aplikasi Final Cut Pro X dan menjadi sebuah video klip yang dapat dinikmati. Silakan mencoba…

EDDY HASBY

Sumber: Kompas, 10 Oktober 2017

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 125 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB