Teknologi “Time-lapse” Membantu Melihat Perkembangan Embrio

- Editor

Jumat, 7 September 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Seiring kemajuan teknologi kedokteran, tingkat keberhasilan program bayi tabung meningkat. Salah satu teknologi itu adalah timelapse untuk memantau perkembangan embrio di luar rahim agar tenaga medis memilih embrio paling bagus untuk ditanam di rahim.

Timelapse adalah sekumpulan foto yang diambil dengan periode beraturan, lalu disusun jadi klip video pendek. Dalam program bayi tabung, timelapse dihasilkan dari perangkat yang menggabungkan inkubator dan kamera. Alat itu disebut embrioskop.

Menurut Direktur Medis Klinik Morula In Vitro Fertilization (IVF) Ivan Sini, timelapse membuat pengamatan embrio lebih praktis. Sebelum ada teknologi itu, pengamatan dilakukan manual, yakni embrio yang disimpan di inkubator diambil untuk dilihat perkembangannya memakai mikroskop di hari ketiga atau kelima.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

SUCIPTO UNTUK KOMPAS–Direktur Medis Klinik Morula In Vitro Fertilization, Ivan Sini, menunjukkan proses perkembangan embrio berupa timelapse di sebuah layar pada kegiatan “Fertility Science Week” di Jakarta pada Kamis (6/9/2018).

”Dengan timelapse, perkembangan embrio bisa dilihat melalui layar komputer tanpa mengeluarkannya dari inkubator,” kata Ivan di sela-sela kegiatan Fertility Science Week yang diadakan Klinik Morula IVF di Jakarta, Kamis (6/9/2018).

Ahli Embriologi Klinik Morula IVF Jakarta, Arief Boediono, mengatakan, embrioskop memotret perkembangan embrio tiap lima menit agar pemantauan perkembangan embrio lebih rinci dan efektif. Dengan teknologi itu, embrio bisa dipilih dari bentuk akhir dan perkembangannya. Embrio yang berkembang optimal dipilih untuk dimasukkan ke rahim.

Identifikasi kromosom
Embrio yang perkembangannya optimal belum tentu membuat program bayi tabung berhasil. Sekitar 80 persen kegagalan program bayi tabung disebabkan kelainan kromosom di embrio. Untuk itu, ada metode pemeriksaan kromosom di embrio, yakni pre-implantation genetic screening (PGS) atau pemeriksaan kromosom pada embrio sebelum penanaman embrio ke rahim.

Normalnya kromosom di embrio ada 23 pasang, terdiri dari kromosom X dan Y. Jika kromosom kurang atau lebih dari itu, embrio memiliki kelainan kromosom sehingga tak diambil untuk ditanam ke rahim. PGS dilakukan dengan mengambil 2-5 sel embrio untuk dianalisis kromosomnya. ”Idealnya, setelah embrio dipilih dengan timelapse, lalu PGS dilakukan,” kata Arief.

Perkembangan teknologi itu membuat pemilihan embrio kian ketat sebelum ditanamkan ke rahim sehingga keberhasilan penanaman embrio ke rahim naik hingga 50 persen. (SUCIPTO)–EVY RACHMAWATI

Sumber: Kompas, 7 September 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa
Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap
Di Balik Lembar Jawaban: Ketika Psikotes Menentukan Jalan — Antara Harapan, Risiko, dan Tanggung Jawab
Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan
Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara
Surat Panjang dari Pinggir Tata Surya
Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Berita ini 9 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 1 November 2025 - 13:01 WIB

Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa

Kamis, 16 Oktober 2025 - 10:46 WIB

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Kamis, 2 Oktober 2025 - 16:30 WIB

Di Balik Lembar Jawaban: Ketika Psikotes Menentukan Jalan — Antara Harapan, Risiko, dan Tanggung Jawab

Rabu, 1 Oktober 2025 - 19:43 WIB

Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan

Minggu, 27 Juli 2025 - 21:58 WIB

Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tarian Terakhir Merpati Hutan

Sabtu, 18 Okt 2025 - 13:23 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Hutan yang Menolak Mati

Sabtu, 18 Okt 2025 - 12:10 WIB

etika

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Kamis, 16 Okt 2025 - 10:46 WIB