Mayoritas Kasus Kebutaan Bisa Dicegah

- Editor

Kamis, 18 Desember 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sebagian besar kebutaan bisa dicegah. Sayangnya, mayoritas warga tak mengetahuinya sehingga banyak orang telanjur mengalami kebutaan.


Menurut optalmolog komunitas dari Rumah Sakit Mata Cicendo, Syumarti, di Bandung, Jawa Barat, Rabu (17/12), katarak menjadi penyebab utama kebutaan yang bisa dicegah. Itu bukan berarti terhindar dari katarak, melainkan memperlambat proses terjadinya katarak.

”Semakin bertambah usia seseorang, risiko katarak makin besar. Kita bisa memperlambat prosesnya dengan upaya pencegahan,” kata Syumarti.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Upaya yang bisa dilakukan untuk memperlambat terjadi katarak antara lain menghindari paparan sinar ultraviolet yang berlebihan ke mata, tidak merokok, dan menghindari dehidrasi atau kekurangan cairan kronis. Upaya lain adalah, jika mengalami diabetes, kadar gula pasien harus dikendalikan.

Selain itu, untuk mencegah kebutaan kepada bayi baru lahir, harus dilakukan imunisasi rubella kepada ibu hamil.

Hasil Rapid Assessment of Avoidable Blindness tahun 2014 kepada warga berusia di atas 50 tahun di Jawa Barat menunjukkan prevalensi kebutaan 2,8 persen. Sebanyak 71,7 persen di antaranya karena katarak. Penyebab lain kebutaan yang dapat dicegah adalah gangguan refraksi, kekeruhan kornea akibat infeksi, dan diabetes retinopati.

Menurut Syumarti, berdasarkan pengalamannya di RS Mata Cicendo, kesadaran masyarakat di kota besar untuk memeriksakan kesehatan matanya sudah baik. Namun, kesadaran masyarakat di daerah, terutama yang tinggal di pelosok, masih rendah sehingga banyak warga terlambat ditangani dan menjadi buta.

Di daerah, ada banyak penyebab terjadinya kebutaan selain faktor penyakitnya itu sendiri, di antaranya akses terhadap layanan kesehatan yang terbatas, transportasi mahal, dan pasien takut menjalani operasi. ”Ketika bakti sosial ke daerah, kami menemukan lebih dari 60 persen sudah buta dan harus sudah dioperasi,” ujar Syumarti.

Direktur Utama Rumah Sakit Mata Cicendo Hikmat Wangsaatmadja menjelaskan, tantangan terbesar kesehatan mata di Indonesia adalah sebagian besar masyarakat tak paham bahwa kebutaan bisa diatasi dan dicegah. ”Jangan sampai masyarakat pasrah dengan kondisi matanya yang sakit. Nanti kalau sudah buta akan rugi karena tak produktif,” ucapnya menegaskan.

Menurut Hikmat, penapisan kesehatan mata secara berkala di masa anak-anak penting dilakukan. Pemeriksaan dasar penglihatan menggunakan alat sebaiknya dilakukan sebelum anak berusia enam tahun. Sebab, di usia enam tahun, perkembangan mata anak sudah seperti mata orang dewasa.

Jika ditemukan ada refraksi, dokter akan memberikan rekomendasi pemakaian alat bantu penglihatan. Jika dibiarkan, refraksi mata bisa menyebabkan kebutaan dan pasien menjadi tak produktif. (ADH)

Sumber: Kompas, 18 Desember 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 7 Februari 2024 - 13:56 WIB

Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB