Kecerdasan Buatan Mampu Diagnosis Covid-19 lewat Hasil ”CT Scan”

- Editor

Rabu, 14 Oktober 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Teknologi kecerdasan buatan dapat dimanfaatkan untuk membantu tenaga kesehatan dalam menganalisis kesehatan pasien berdasarkan hasil pemindaian ”computerized tomography” atau biasa disebut dengan ”CT scan”.

BAGCI ET AL/NATURE COMMUNICATIONS—Baris atas adalah sampel CT scan. Baris bawah adalah sampel CT scan dengan citra penunjuk (heat map) prediksi adanya cairan akibat Covid-19 berdasarkan model kecerdasan buatan yang dilatih oleh Bagci dan kolega dari UCF. Semua sampel tersebut secara benar diprediksikan positif Covid-19.

Teknologi kecerdasan buatan dapat dimanfaatkan untuk membantu tenaga kesehatan dalam menganalisis kesehatan pasien berdasarkan hasil pemindaian computerized tomography atau biasa disebut dengan CT scan. Hasil pembacaan CT scan dapat melengkapi diagnosis pasien Covid-19 mengenai progres penyakit tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Para peneliti dari University Central Florida (UCF) AS telah menciptakan algoritma kecerdasan buatan yang dapat mendeteksi Covid-19 melalui hasil pemindaian CT scan. Pengajar dari Departemen Ilmu Komputer UCF, Ulas Bagci, mengatakan, ini menunjukkan bahwa AI dapat menjadi alat yang terstandar dan obyektif untuk membantu tenaga kesehatan dalam melayani masyarakat.

Pemindaian CT scan dapat melengkapi diagnosis Covid-19 selain tes real time-polymerase chain reaction (RT-PCR). Sebab, dengan pemindaian ini, CT scan dapat menunjukkan progresi penyakit. Terlebih lagi, hasil RT-PCR membutuhkan waktu.

Namun, CT scan tidak bisa digunakan sebagai tes CT scan sebab pneumonia yang diakibatkan Covid-19 sering kali tampak mirip dengan apa yang dipicu oleh penyakit lain, influenza misalnya. Meski demikian, Bagci mengatakan, algoritma yang dikembangkan bersama timnya dapat mengidentifikasi pneumonia Covid-19 dan membedakannya dari penyakit-penyakit lain.

Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal ternama Nature Communications tersebut ditunjukkan bahwa algoritma AI yang dilatih peneliti dapat mendeteksi Covid-19 dengan akurasi 90 persen, dengan sensitivitas (tingkat deteksi positif) 84 persen dan spesifisitas (tingkat deteksi negatif) sebesar 93 persen.

”Ini dapat digunakan sebagai alat pelengkap diagnostik secara cepat dan dalam skala besar apabila terjadi penyebaran penyakit menular yang terus terjadi,” kata Bagci melalui laman keterangan resmi UCF, Rabu (30/9/2020).

Kemampuan algoritma ini didapatkan dengan cara melatih algoritma kecerdasan buatan terhadap hasil pemindaian CT scan dari 1.280 pasien yang memiliki gangguan paru-paru; dari Covid-19, kanker, hingga pneumonia yang diakibatkan oleh penyakit pernapasan yang bukan Covid-19.

”Model kecerdasan buatan kami juga bisa membedakan antara pneumonia yang diakibatkan Covid-19 ataupun penyakit lain,” kata Bagci. Studi ini dibiayai melalui hibah dari Pemerintah AS melalui Institut Kesehatan Nasional (National Institute of Health/NIH).

TANGKAPAN LAYAR YOUTUBE—Model kecerdasan buatan yang dibangun oleh Guru Besar Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB) Bambang Riyanto Trilaksono dapat mendeteksi adanya bercak ground glass opacity (GGO dan konsolidasi pada paru-paru.

Di Indonesia, pemanfaatan kecerdasan buatan untuk identifikasi Covid-19 juga telah dilakukan oleh Guru besar Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB) Bambang Riyanto Trilaksono.

Bambang mengatakan, pihaknya melatih model kecerdasan buatannya dengan setidaknya 126 citra CT scan yang didapatkan dari sejumlah sumber, termasuk dari Cornell University dan berbagai rumah sakit dalam negeri di Indonesia.

Model kecerdasan buatan tersebut dapat menganalisis sejumlah karakteristik kesehatan paru-paru berdasarkan hasil pemindaian CT scan, misalnya rasio luas area jaringan paru-paru yang memiliki bercak ground glass opacity (GGO) ataupun luas paru-paru yang terisi cairan (konsolidasi).

”Kita memerlukan tes yang bersifat komplementer terhadap rapid test dan PCR yang saat ini sudah dilaksanakan. Ini dapat dipergunakan untuk mengatasi kelangkaan tenaga medis ahli di berbagai rumah sakit di Indonesia,” kata Bambang melalui webinar.

TANGKAPAN LAYAR YOUTUBE—Perbandingan hasil rontgen yang positif Covid-19 dan yang bukan, serta hasil pembacaannya oleh model kecerdasan buatan ciptaan Guru Besar Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB) Bambang Riyanto Trilaksono.

Oleh SATRIO PANGARSO WISANGGENI

Editor: KHAERUDIN KHAERUDIN

Sumber: Kompas, 2 Oktober 2020

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma
Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa
Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap
Di Balik Lembar Jawaban: Ketika Psikotes Menentukan Jalan — Antara Harapan, Risiko, dan Tanggung Jawab
Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan
Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara
Surat Panjang dari Pinggir Tata Surya
Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Berita ini 30 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 12 November 2025 - 20:57 WIB

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma

Sabtu, 1 November 2025 - 13:01 WIB

Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa

Kamis, 16 Oktober 2025 - 10:46 WIB

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Rabu, 1 Oktober 2025 - 19:43 WIB

Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan

Minggu, 27 Juli 2025 - 21:58 WIB

Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara

Berita Terbaru

Artikel

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma

Rabu, 12 Nov 2025 - 20:57 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tarian Terakhir Merpati Hutan

Sabtu, 18 Okt 2025 - 13:23 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Hutan yang Menolak Mati

Sabtu, 18 Okt 2025 - 12:10 WIB

etika

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Kamis, 16 Okt 2025 - 10:46 WIB