stroke; Periksa Rutin Pembuluh Darah di Otak

- Editor

Sabtu, 13 Desember 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemeriksaan pembuluh darah di otak secara rutin efektif mengetahui potensi stroke. Identifikasi dini menghindarkan seseorang dari derita stroke, mahalnya pengobatan, dan kerusakan bagian otak secara permanen.


”Sebaiknya mereka yang berusia 30-40 tahun atau ada riwayat stroke keluarga,” kata Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan (UPH) Eka Julianta Wahjoepramono yang juga ahli bedah saraf pada jumpa pers 11th International Conference on Cerebrovascular Surgery (ICCVS) di Kampus FKUPH, Tangerang, Banten, Jumat (12/12). Pertemuan 262 ahli bedah saraf dari 26 negara itu membahas perkembangan terkini, seperti inovasi bedah tumor otak tanpa pisau bedah.

Menurut Eka, stroke masih penyakit nomor satu penyebab kecacatan. Angka kematian karena stroke juga tinggi. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi stroke 12,1 persen. Meski demikian, stroke dapat dihindari. ”Kuncinya deteksi dini dan mengendalikan faktor risiko,” ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pemeriksaan pembuluh darah di otak jelas memegang peran yang vital. Selain dapat melihat penyakit sebenarnya di otak, pemeriksaan juga memungkinkan melihat potensi penyakit yang akan bersarang di otak.

Pemeriksaan otak bisa menggunakan pemindai tomografi terkomputasi (computerized tomography scan/CT-scan), CT-scan angiografi, pencitraan resonansi magnetik (magnetic resonance imaging/MRI), dan MRI angiografi. ”Pemeriksaan otak sangat aman,” ujarnya.

Fernando Diaz, Guru Besar Bedah Saraf dari Beaumont Health System’s Neuroscience Center of Excellent, Detroit, Amerika Serikat, mengatakan, di Amerika Serikat, tantangannya mengubah perilaku masyarakat menghindari faktor risiko stroke. Beberapa di antaranya adalah kegemukan, hipertensi, dan merokok. (ADH)

Sumber: Kompas, 13 Desember 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB