Kebijakan Baru Hambat Penerapan Teknologi

- Editor

Rabu, 25 November 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Peraturan baru yang melarang peneliti terjun langsung ke masyarakat untuk mengenalkan teknologi baru di satu sisi memperkuat peran para tenaga penyuluh. Namun, itu berpotensi memperlambat proses desiminasi teknologi. Mengantisipasi itu, dikembangkan strategi baru, yaitu pembukaan pusat informasi teknologi perikanan yang bisa diakses langsung masyarakat.

Selain itu, peneliti juga mendampingi tenaga penyuluh. Sesuai Keppres Nomor 63 Tahun 2015, teknologi yang dihasilkan lembaga riset tidak bisa disampaikan langsung kepada masyarakat. Merespons itu, Balitbang Kelautan dan Perikanan membentuk unit pemberdayaan masyarakat. ”Meski sekarang tak langsung memberi teknologi kepada masyarakat, Balitbang KP tetap membantu melalui sistem informasi teknologi. Pusat Inovasi Teknologi untuk memberi layanan informasi dan pendampingan teknologi,” kata Kepala Bidang Pelayanan Teknis Sosial Ekonomi Balai Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Catur Pramono Adi pada pembukaan Bimbingan Teknis Teknologi Adaptif Kelautan dan Perikanan di Sukamandi, Jawa Barat, Senin (23/11). Program pelatihan itu diikuti 32 penyuluh perikanan dari wilayah Jawa Barat. Menurut Kepala Balai Diklat Aparatur Sukamandi Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan Hasrat AS, pelatihan produk teknologi bagi para penyuluh itu diharapkan meningkatkan pendapatan 50.000 nelayan dan pembudidaya melalui alih teknologi tepat guna. Jumlah penyuluh ikan di Jawa Barat saat ini 179 orang. (YUN)
———————–
Pengobatan Tradisional Samin Belum Dikodifikasi

Pengumpulan informasi etnomedisin atau pengobatan tradisional berdasar pengetahuan masyarakat Samin di Desa/Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro, Jawa Timur, mendapati 19 jenis penyakit bisa diobati atau disembuhkan menggunakan 21 jenis tumbuhan, 4 jenis hewan, dan bahan mineral alam. ”Kodifikasi atau pengumpulan informasi pengetahuan etnomedisin dari ratusan suku di Indonesia itu mendesak sebelum informasi dan pengetahuan itu hilang. Potensi hilang besar karena tak ada minat dari ahli waris, sumber daya alam punah, atau terabaikan,” kata pengajar dan peneliti di Jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Ratna Kurnia Illahi dalam Simposium Internasional Ke-2 Pengobatan Tradisional dan Alternatif di Surabaya, Senin (23/11). Ratna dibantu mahasiswanya meneliti etnomedisin masyarakat Samin tahun 2014. Beberapa pengetahuan itu: cabai untuk penyakit rematik, puyang untuk mengobati gatal, temulawak untuk meningkatkan produksi ASI, temu ireng untuk obat batuk, pepaya untuk menangani malaria, asem jawa untuk obat batuk, pule untuk anti kolera, dan cacing untuk mengobati demam. Meski sebagian informasi itu diketahui umum, tetap penting pendokumentasian pengolahan dan pemrosesan bahan alam itu, serta hubungannya dengan kebajikan masyarakat konstituennya. (ODY)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 25 November 2015, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB