Kebersihan Menstruasi Remaja Belum Terjamin

- Editor

Sabtu, 26 Mei 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kebersihan selama menstruasi bagi perempuan, khususnya di usia remaja, belum terjamin. Padahal, berbagai risiko kesehatan reproduksi bisa muncul jika tidak menjaga kebersihan. Kurangnya akses sarana air dan sanitasi di sekolah menjadi salah satu penyebabnya.

Data pokok pendidikan pada 2017 mencatat, 12,09 persen atau 25.835 sekolah di Indonesia tidak memiliki jamban. Selain itu, data dari Plan International Indonesia (2018) menunjukkan, ada 33 persen sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang toiletnya tidak dipisah menurut jender.

Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan Eni Gustina, menjelaskan, melalui program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), pemerintah akan lebih berkomitmen untuk memerhatikan sanitasi sekolah dan manajemen kebersihan menstruasi. Melalui program ini ditargetkan sanitasi sekolah bisa terjamin 26 juta siswa di 250.000 sekolah dan madrasah di seluruh Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

KOMPAS/DEONISIA ARLINTA–Sejumlah perwakilan dari kementerian dan lembaga, lembaga swadaya masyarakat, serta figur publik berfoto bersama seusai acara peringatan Hari Kebersihan Menstruasi Sedunia 2018, Kamis (24/5/2018) di Jakarta. Hari Kebersihan Menstruasi diperingati setiap 28 Mei.

“Ada tiga program dari kegiatan UKS, yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan kesehatan lingkungan. Manajemen kebersihan dan kesehatan menstruasi termasuk di dalamnya,” ujarnya di sela-sela acara peringatan Hari Kebersihan Menstruasi Sedunia, Kamis (24/5/2018) di Jakarta. Hari Kebersihan Menstruasi Sedunia diperingati setiap 28 Mei.

KOMPAS/DEONISIA ARLINTA–Agung Tri Wahyunto

Kepala Seksi Kelembagaan Sub Direktorat Kelembagaan dan Sarana Prasarana Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Agung Tri Wahyunto menambahkan, setiap kepala daerah didorong untuk lebih memerhatikan masalah sanitasi sekolah di daerahnya.

“Pemenuhan sanitasi di sekolah tingkat dasar dan menengah pertama adalah kewenangan kepala daerah setempat. Ada anggaran khusus pemda terkait sanitasi. Untuk itu, harus ada percepatan ke pemerintah daerah soal ini,” ungkapnya.

Pemenuhan sanitasi di sekolah tingkat dasar dan menengah pertama adalah kewenangan kepala daerah setempat.

Selain masalah fasilitas sanitasi yang minim di sekolah, pengetahuan dan kesadaran minim tentang manajemen kebersihan menstruasi juga butuh perhatian lebih. Data Plan International Indonesia pada 2018 menyebut, 63 persen orangtua tidak pernah menjelaskan tentang menstruasi kepada anak perempuannya. Orangtua lebih banyak menyampaikan mitos dan stigma, seperti larangan mengonsumsi daging dan larangan mencuci rambut saat menstruasi.

KOMPAS/DEONISIA ARLINTA–Sejumlah perempuan berswafoto sebelum mengikuti acara peringatan Hari Kebersihan Menstruasi Sedunia 2018 di Jakarta, Kamis (24/5/2018). Hari Kebersihan Menstruasi Sedunia diperingati setiap 28 Mei.

“Orangtua perlu membekali diri dengan informasi yang tepat terkait menstruasi agar bisa menjelaskan kepada anaknya, baik ke anak perempuan ataupun laki-laki. Menstruasi bukan hal tabu untuk dibicarakan,” ucap Eni.

Orangtua perlu membekali diri dengan informasi yang tepat terkait menstruasi agar bisa menjelaskan kepada anaknya, baik ke anak perempuan ataupun laki-laki. Menstruasi bukan hal tabu untuk dibicarakan.

Menurutnya, informasi tersebut seperti cara menggunakan pembalut yang benar, pemakaian pembalut yang harus diganti setiap 4-6 jam sekali, cara membuang pembalut, serta menjaga kelembapan vagina selama menstruasi.

Dokter spesialis obgyn Siloam Hospitals, Lippo Karawaci Tangerang, Dyana Safitri Velies, menyampaikan, banyak mitos yang muncul seputar menstruasi pada perempuan. Contohnya, larangan mencuci rambut selama menstruasi. Membersihkan diri, termasuk mencuci rambut, justru diperlukan dan tidak dilarang. Saat menstruasi, tubuh lebih rentan pada bakteri, infeksi, dan bau.

Mitos lain adalah, adanya larangan mengonsumsi daging merah dan ikan. “Konsumsi daging dan ikan tidak menyebabkan tubuh berbau amis. Perempuan perlu mengonsumsi daging karena mengandung protein dan zat besi yang dibutuhkan tubuh untuk mengganti zat besi pada sel-sel darah merah yang hilang selama menstruasi,” kata Dyana.–DEONISIA ARLINTA

Sumber: Kompas, 26 Mei 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB