Pendidikan tentang Sungai di Sekolah

- Editor

Minggu, 30 April 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pendidikan tentang sungai bisa menjadi bagian dari mata pelajaran di sekolah. Konsep tersebut bisa menjadi upaya untuk menanamkan kesadaran menjaga kebersihan sungai sejak dini.

Pendidikan tentang sungai sebagai bagian dari mata pelajaran sekolah sudah diterapkan selama 20 tahun oleh komunitas Jaring-jaring Komunikasi Pemantauan Kualitas Air (JKPKA) yang dikembangkan Perum Jasa Tirta (PJT) I. Saat ini ada 148 sekolah sungai yang menjadi bagian dari JKPKA. Komunitas itu berasal dari sekolah-sekolah di wilayah Sungai Brantas dan Bengawan Solo.

“Sejak 20 tahun lalu, JKPKA mengajak guru dan siswa untuk turun ke sungai memantau kondisi sungai. Selain itu, guru diajak memasukkan atau menyisipkan materi pendidikan lingkungan bertema air saat mengajar. Sungai bisa digunakan sebagai laboratorium sekolah atau media pembelajaran,” kata Soetarno, penggagas JKPKA, Rabu (30/8), di sela-sela perayaan 20 tahun JKPKA di Kota Malang, Jawa Timur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Soetarno mengatakan, pembelajaran tentang sungai bisa masuk ke berbagai mata pelajaran dan jurusan sekolah. “Tidak harus siswa IPA yang diajak memahami sungai. Siswa berlatar belakang pendidikan sosial pun bisa, tergantung bagaimana gurunya berinovasi dalam mengajar,” kata pensiunan guru di SMAN 2 Jombang tersebut.

Direktur Utama PJT I Raymond Valiant Ruritan mengatakan, JKPKA menjadi model sekolah sungai pertama di Indonesia. JKPKA berdiri atas prakarsa PJT I, Universitas Negeri Malang, dan guru-guru SMA di wilayah Sungai Brantas.

“Anggota komunitas JKPKA itu nantinya diharapkan menjadi representasi generasi muda pegiat lingkungan. Melalui mereka diharapkan akan terus disosialisasikan semangat dan upaya menjaga kebersihan sungai untuk kepentingan masa depan bangsa,” kata Raymond.

Mengubah kesadaran
Hanya, menurut Raymond, mengubah kesadaran masyarakat dalam memperlakukan sungai tidak mudah. “Kebiasaan selama ini, ditambah terus bertambahnya penduduk tiap tahun, semakin mendesak kondisi sungai-sungai di Tanah Air. Perlu ada solusi mencegah pembuangan sampah ke sungai secara bersama-sama,” katanya.

Dalam kesempatan itu dilakukan pemilihan Duta Sungai 2017 serta penganugerahan Radyastuti Award oleh PJT I. Duta Sungai berasal dari siswa SMA di sepanjang wilayah Sungai Brantas dan Bengawan Solo. Mereka diuji kemampuan dan pemikirannya mengenai pelestarian lingkungan, terutama sungai.

Terpilih sebagai Duta Sungai 2017 Cinthia Aisyah Saraswati dari SMAN 2 Malang dan Rahmad Firdansyah dari SMAN 2 Jombang. Adapun Radyastuti Award 2017 diterima oleh Soetarno sebagai sosok di balik sekolah sungai serta SMAN 2 Malang sebagai sekolah terbaik dalam penerapan pembelajaran lingkungan sungai.

Cinthia mengatakan akan mengajak orang-orang di sekitarnya untuk turut menjaga kebersihan sungai. “Kampanye menjaga kebersihan sungai bisa dimulai dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan. Bisa dimulai dengan hal kecil, seperti tidak membuang sampah sembarangan, termasuk di sungai, menghemat air, dan aktivitas keseharian lain,” ujarnya. (DIA)
———————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 31 Agustus 2017, di halaman 13 dengan judul “Pendidikan tentang Sungai di Sekolah”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB