Pendidikan Kesehatan Reproduksi Minim

- Editor

Kamis, 22 Januari 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah bagi remaja masih kurang. Padahal, pendidikan kesehatan reproduksi diperlukan karena remaja memiliki banyak dorongan, termasuk aktivitas seksual yang, jika tidak dipahami dengan baik, akan berdampak buruk bagi mereka.


Direktur Eksekutif Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Jawa Tengah Elisabeth SA Widyastuti mengatakan, data menunjukkan tingkat pengetahuan remaja mengenai risiko kehamilan, penyakit menular seksual, dan HIV/AIDS ketika berhubungan seksual masih rendah. ”Di sisi lain, kelompok remaja usia 15-24 tahun adalah kelompok usia terbesar yang mengidap HIV/AIDS,” ujar Elisabeth dalam seminar tentang kesehatan reproduksi (kespro) remaja di Kota Semarang, Rabu (21/1).

Pendidikan kesehatan reproduksi masih belum maksimal. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Semarang oleh Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, guru merasa tidak cukup memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan kurang percaya diri menyampaikan materi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

[media-credit id=1 align=”alignleft” width=”286″]25235-kesehatan_reproduksi[/media-credit]

Irwan M Hidayana, dari Pusat Kajian Gender dan Seksualitas UI, menyebutkan, sebanyak 62 persen guru pada 2014 pernah mendapat pelatihan kesehatan reproduksi dan 38 persen guru belum pernah menerima. Dari jumlah itu, hanya 56 persen yang memberikan materi itu kepada muridnya dalam bentuk mata pelajaran khusus, digabungkan dengan mata pelajaran yang ada, ataupun di luar mata pelajaran.

Perbaiki metode
Cara penyampaian materi paling umum adalah ceramah dan diskusi, yang dinilai murid membosankan. Namun, semua pihak sepakat untuk terus melanjutkan materi kesehatan reproduksi.

Murid-murid pun berharap guru memperbaiki metode yang digunakan dengan pemutaran film, diskusi, dan gim. Murid yang menjadi responden penelitian juga berharap dilibatkan dalam pelatihan atau kepanitiaan serta guru meningkatkan komunikasi dan cepat tanggap terhadap kebutuhan siswa.

Purwanti Susantini dari Dinas Kesehatan Kota Semarang, menyatakan, pemerintah wajib menjamin anak atau remaja mendapat informasi tentang kesehatan reproduksi. Selama ini, fungsi itu dijalankan 37 puskesmas yang ada di Semarang karena puskesmas harus menjalankan fungsi preventif dan promotif.

Dia mengatakan, kunjungan remaja ke puskesmas rata-rata 67,4 persen. Padahal, target pemerintah adalah 80 persen. Kendala terbesar adalah minimnya fasilitas untuk konseling. Ruang konseling di puskesmas kebanyakan terbuka sehingga tidak nyaman bagi remaja. (UTI)

Sumber: Kompas, 22 Januari 2015

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB