Kebakaran Hutan; Februari, Upaya Pencegahan Diuji

- Editor

Jumat, 9 Januari 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Berbagai upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan, akan diuji akhir Februari 2015. Saat itu diprediksi potensi kebakaran hutan meningkat seiring dengan berkurangnya intensitas hujan.


”Ada potensi kebakaran hutan dan lahan akhir Februari 2015. Tidak boleh ada kebakaran hutan dan lahan besar,” kata Siti Nurbaya Bakar, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Kamis (8/1), di Jakarta, saat memimpin rapat kerja upaya pencegahan karhutla 2015.

Rapat diikuti Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman; Kepala Bareskrim Polri Komisaris Jenderal Suhardi Alius; Guru Besar Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta, Azwar Maás; dan perwakilan 56 perusahaan kehutanan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Siti Nurbaya mengatakan, 99 persen kebakaran hutan disebabkan ulah manusia. Oleh karena itu, kebakaran hutan bisa dicegah tanpa terulang rutin selama 17 tahun terakhir.

Kebakaran hutan pada 2014 terjadi pada periode Februari-Maret dan Juni-Oktober. Kebakaran menimbulkan protes dari negara tetangga.

Kebakaran terjadi di lahan hutan tanaman industri dan perkebunan kelapa sawit. Dalam rapat disebutkan, pendapatan dari sektor kehutanan di Riau sebesar Rp 300 miliar tak sebanding dengan biaya pemadaman dan kerugian yang mencapai Rp 1,2 triliun.

Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi mengatakan, pihaknya berupaya mencegah kebakaran dengan melibatkan masyarakat untuk menyekat kanal. Hal itu menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo saat blusukan ke Riau, 27 November 2014.

Selain itu, pihaknya juga sedang menindaklanjuti rekomendasi hasil Audit Kepatuhan
yang dilakukan UKP4 dan BP-REDD+ serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan beberapa waktu lalu. Rekomendasi itu di antaranya memberikan pendampingan kepada bupati dan perusahaan untuk mematuhi setiap regulasi/persyaratan pengendalian kebakaran/hutan.

Kepala Bareskrim Komjen Suhardi Alius sepakat agar diutamakan pencegahan kebakaran. ”Konsep sudah bagus, mari lihat implementasinya. Di lapangan, pengawasan dan kontrol, termasuk oleh pemda, tidak ada,” katanya.

Ia juga mengingatkan agar para pengusaha mulai serius dalam mematuhi regulasi dan mencegah kebakaran di konsesi masing-masing. ”Kami akan jalankan penegakan hukum multidoor. Satu tindak kejahatan, menggunakan beberapa undang-undang, termasuk UU Tindak Pidana Pencucian Uang,” katanya.

Selain itu, kepolisian pun akan menuntut pertanggungjawaban secara korporasi. Selama ini polisi baru mengenakan sanksi korporasi pada kasus kebakaran hutan PT Adei Plantation yang telah divonis pengadilan.

”Konsekuensi ke depan sangat berat. Perusahaan jangan berorientasi pada duit saja. Negara ini punya anak-cucu, jujur saja sama lingkungan,” kata Suhardi.

Sementara itu, Azwar Maás menjelaskan, pengeringan gambut dengan drainase berlebihan sangat menguras air. Kondisi kering membuat gambut mudah terbakar.

Perlindungan hidrologis gambut, tanpa batasan administrasi/konsesi, harus dilakukan untuk mencegah kebakaran. Ia juga merekomendasikan penutupan kanal pembatas yang telanjur dibuat.

Terkait itu, Siti Nurbaya menekankan agar pelaku usaha aktif membuat sekat kanal. ”Kerapatan dan lebar kanal juga perlu diatur. Kubah gambut tidak boleh sama sekali tertoreh kanal,” katanya. (ICH)

Sumber: Kompas, 9 Januari 2015

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Melayang di Atas Janji: Kronik Teknologi Kereta Cepat Magnetik dan Pelajaran bagi Indonesia
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB