Kampus agar Perkuat Penelitian

- Editor

Kamis, 12 November 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Riset Tentukan Ranking
Pemetaan kinerja perguruan tinggi berbasis penelitian diterapkan pada tahun ini. Hal itu untuk mengutamakan riset yang berperan penting mendorong daya saing bangsa. Selain itu, akan ada pemetaan terkait pemberdayaan masyarakat yang diberlakukan mulai 2017.

Dengan riset yang baik, publikasi ilmiah di jurnal internasional bereputasi akan meningkat serta berpotensi dimanfaatkan, termasuk untuk kepentingan komersial. Pemanfaatan riset pun dapat lewat pengabdian masyarakat oleh perguruan tinggi.

Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Jenderal Penguatan dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Ocky Karna Radjasa mengatakan, perguruan tinggi ditetapkan dalam empat kluster berdasarkan hasil penelitian, yakni mandiri, utama, madya, dan binaan. Pada tahun ini, ada 14 perguruan tinggi mandiri (nomor satu Institut Teknologi Bandung), utama 36 perguruan tinggi, madya 79 perguruan tinggi, dan binaan 72 perguruan tinggi. Belum semua perguruan tinggi ikut penilaian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Bahkan, ada perguruan tinggi yang belum pernah mengirim proposal penelitian dan pengabdian masyarakat karena alasan ketiadaan sumber daya,” kata Ocky dalam Simposium Nasional Ke-2 Kualitas Jurnal Ilmiah 2015 bertajuk “Perspektif Baru Manajemen Jurnal Ilmiah: Digital, Bisnis, dan Integritas Kecendekiaan”, di Jakarta, Rabu (11/11).

Seminar digagas Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Prasetiya Mulya, Kemristek dan Dikti, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, dan Sciverse Scopus.

Publikasi ilmiah
Menurut Ocky, riset didorong untuk bisa meningkatkan publikasi ilmiah lewat jurnal ilmiah karena berbagai perankingan universitas kelas dunia menghitung publikasi ilmiah yang tersitasi. Meskipun tiap tahun ada peningkatan publikasi ilmiah di jurnal internasional, Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef mengatakan, Indonesia perlu serius membangun budaya ilmiah untuk memajukan ilmu pengetahuan. “Dalam masyarakat ada beragam komunitas, seperti komunitas politik, ilmiah, bisnis, religius, dan artistik. Tetapi, masyarakat bisa maju kalau dilandasi komunitas ilmiah yang maju karena menjadi sumber untuk menghasilkan ide-ide yang membawa pada kemajuan,” katanya.

Ketua STIE Prasetiya Mulya Djoko Wintoro mengatakan, dalam mengomunikasikan karya ilmiah saat ini berkembang perspektif baru. Pengembangan jurnal ilmiah secara digital menjadi inovasi dalam cara mengomunikasikan hasil riset. (ELN)
————————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 12 November 2015, di halaman 11 dengan judul “Kampus agar Perkuat Penelitian”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB