Kamera Telepon Pintar Tunjang Kinerja Jurnalis

- Editor

Jumat, 21 September 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penggunaan kamera telepon pintar akan mempermudah kerja para awak media. Selain kualitas gambar yang tidak kalah dengan kamera biasa, perkembangan informasi juga akan menunjang kecepatan kerja.

Dengan semakin canggihnya teknologi kamera di telepon pintar atau smartphone, serta semakin cepatnya arus informasi, tren fotografi menggunakan kamera ponsel atau mobile photography pun semakin pesat. Hal ini dapat menunjang pekerjaan seorang jurnalis yang tak harus membawa kamera digital yang berat atau besar saat bertugas.

Berdasarkan data dari We are Social, tren mobile photography sedang menjamur di Indonesia. Pada tahun 2018, jumlah pengguna telepon genggam di Indonesia mencapai 67 persen dari keseluruhan populasi, yaitu 177,8 juta penduduk. Dari jumlah tersebut, 44 persen di antaranya menggunakan kamera ponsel untuk mengambil gambar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

LORENZO ANUGRAH MAHARDHIKA UNTUK KOMPAS–Mobile photographer profesional, Renaldi Ahmad (tengah), mempraktikkan teknik pengambilan gambar makanan pada acara Media Masterclass di Hotel Doubletree by Hilton, Jakarta, Kamis (20/9/2018) siang. Penggunaan kamera telepon pintar dapat menunjang pekerjaan seorang jurnalis tanpa harus membawa kamera digital yang berat atau besar.

Menurut Renaldi Ahmad, seorang profesional dalam mobile photography, perkembangan teknologi kamera ponsel saat ini dapat membantu kinerja seorang jurnalis. Apalagi, di tengah arus informasi yang amat deras, media dituntut mengeluarkan konten yang paling baru secepat mungkin.

Dengan menggunakan kamera ponsel, jurnalis tidak harus membawa kamera secara terpisah. Dengan demikian, mobilitas mereka dalam bekerja tidak terganggu dengan bawaan yang banyak. Selain itu, kualitas gambar yang didapat juga tidak kalah apabila dibandingkan dengan kamera biasa apabila mengetahui sudut pengambilan gambar yang tepat.

LORENZO ANUGRAH MAHARDHIKA UNTUK KOMPAS–Mobile photographer profesional, Renaldi Ahmad dalam acara Media Masterclass di Hotel Doubletree by Hilton, Jakarta, Kamis (20/9/2018) siang.

”Smartphone itu kan praktis dibawa, mudah dipegang, tidak harus ganti-ganti lensa seperti kamera digital atau mirrorless. Semua orang juga bisa menggunakan kamera di smartphone nya masing-masing,” ujar Renaldi saat ditemui di acara Media Masterclass, kelas fotografi yang diperuntukkan bagi jurnalis di Hotel Doubletree by Hilton, Jakarta, Kamis (20/9/2018) siang.

Selain praktis, jurnalis yang mengambil gambar dengan kamera telepon pintarnya dapat melakukan tugas peliputannya secara langsung (real-time). Setelah mengambil gambar, hasilnya bisa langsung dibagikan kepada masyarakat. Keuntungan ini tidak dimiliki jurnalis foto yang harus memindahkan hasil fotonya ke komputer atau laptop untuk memilah dan menyunting gambar.

Renaldi juga menyatakan, agar mendapatkan hasil yang bagus dari kamera ponsel, jurnalis harus memiliki timing yang tepat. Dengan memiliki hal tersebut, mereka akan mendapatkan hasil foto yang tidak mungkin didapat rekan-rekannya yang lain.

Yang kedua, para awak media harus lebih memahami dasar-dasar fotografi secara lebih mendetail. Konsep seperti rule of thirds wajib dipahami agar mereka dapat berkreasi dengan hasil karya mereka saat menyunting. Ia juga menekankan pentingnya kepekaan terhadap lingkungan sekitar.

”Pada fotografi jurnalistik, hal yang paling sulit didapat adalah momen. Ini adalah hal yang sangat mahal. Apabila seseorang mendapatkan momen yang tepat pada sebuah gambar, masalah komposisi foto itu nomor kesekian. Foto jurnalistik itu mengajak orang untuk mendengarkan kisah sebuah obyek dari momen yang ditangkap kamera,” kata Renaldi. (LORENZO ANUGRAH MAHARDHIKA TELLING)–ADHI KUSUMAPUTRA

Sumber: Kompas, 20 September 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB