China Ingin Hapus Stigma

- Editor

Jumat, 6 Desember 2013

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Beberapa tahun lalu, telepon seluler buatan China sering kali menjadi bahan olok- olokan sebagai produk rumahan yang murah. Namun, sekarang jangan memandang China dengan sebelah mata. Negara berpenduduk 1,3 miliar jiwa ini tumbuh menjadi pusat produksi telepon pintar papan atas.

Seiring dengan melonjaknya kebutuhan teknologi informasi dan komunikasi, produsen telepon pintar (smartphone) China semakin gencar meluncurkan produk dengan berbagai macam inovasi. Beberapa produsen telepon pintar China yang mulai melebarkan sayap ekspansi antara lain Lenovo, Huawei, dan Oppo. Bahkan, produsen telepon pintar di luar China pun, seperti Sony Mobile, ponsel dari Jepang, sekarang memercayakan produksi telepon pintar mereka di China.

Salah satu produsen telepon pintar di China yang berkembang pesat adalah Oppo Mobile Telecommunications. Meski baru terjun ke industri telepon pintar sejak tahun 2010, Oppo telah meluncurkan 10 model telepon pintar kelas menengah ke atas dan mampu menduduki market share 20 persen untuk pasar telepon pintar di China.

Dengan berbagai macam produk yang dihasilkan, selain merambah pasar telepon pintar di China, Oppo sekarang telah melebarkan sayap bisnis ke sejumlah negara, seperti Thailand, Vietnam, Rusia, Indonesia, dan India. Bahkan, dalam waktu dekat, Oppo juga akan memasuki pasar smartphone Meksiko.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Product Planning Department Oppo, Venus, mengungkapkan, dalam sebulan, Oppo mampu memproduksi rata-rata 300.000 telepon pintar sehingga dalam setahun kapasitas produksinya bisa mencapai 3,6 juta unit.

”Tiap-tiap jenis produk memiliki keunggulan-keunggulan tersendiri yang memudahkan pengguna telepon pintar menyelesaikan masalah-masalah dalam pemakaian telepon pintar,” ucapnya, beberapa waktu lalu, di kantor Riset dan Pengembangan Oppo Mobile Telecommunications Corp Ltd di Dongguan, Guangdong, China.

Di Indonesia, Oppo mulai meramaikan pasar telepon pintar sejak Maret 2013. Pendatang baru bisnis telepon pintar ini membidik konsumen segmen menengah ke atas dengan menawarkan harga telepon pintar Rp 1,8 juta hingga Rp 6 juta per unit.

Karena keseriusannya terjun ke bisnis telekomunikasi, Oppo sampai mengerahkan 1.500 insinyur untuk memperkuat riset dan pengembangan produk serta inovasi terbaru telepon pintar mereka. Langkah ini dilakukan sebagai upaya perusahaan ini mematahkan stigma bahwa produk telepon seluler China adalah ”ponsel rumahan”.

Assistant General Manager Director of Export Mobile Phone Product Center Oppo, Sky, mengatakan, dengan adanya 1.500 insinyur tersebut, setiap bulan Oppo mampu menghasilkan 200 hak paten dari berbagai inovasi yang dihasilkan. ”Kami masuk dalam jajaran 10 perusahaan di China yang mampu menghasilkan inovasi-inovasi terbaru,” ujarnya.

Menurut Sky, untuk memproduksi telepon pintar, Oppo rata-rata melakukan riset 9 bulan hingga 12 bulan, mulai dari saat munculnya ide hingga telepon pintar diproduksi. Khusus untuk telepon pintar android terbaru N1, perusahaan ini menghabiskan waktu riset hingga 18 bulan.

Pengujian ketat
Sebelum dipasarkan ke publik, produk-produk telepon pintar Oppo menjalani berbagai macam tahap pengujian yang sangat ketat. Pengujian dilakukan pada tiap-tiap bagian suku cadang beserta unit telepon pintar yang telah dirakit.

Adapun sebagian besar komponen telepon pintar diproduksi sendiri oleh Oppo. Sebagai contoh, dalam sebulan Oppo bisa menghasilkan 1,5 juta motherboard. Bahkan, perusahaan ini dalam waktu dekat akan menambah produksi motherboard sebanyak 900.000 unit per bulan sehingga total kapasitasnya mencapai 2,4 juta unit per bulan.

Sebelum dirangkai, tiap-tiap bagian telepon pintar, seperti motherboard, baterai, dan kamera, harus menjalani pengujian untuk menghadapi berbagai macam kondisi suhu, kelembaban, dan ancaman cuaca. Sebagai contoh, sebelum dirakit, perangkat- perangkat telepon pintar diuji dalam suhu minus 40 derajat celsius hingga paling tinggi 75 derajat celsius, menjalani tes antikarat selama 48 jam-99 jam dalam cairan asam, tes antikorsleting dan kebakaran, tes ketajaman kamera, tes keamanan baterai, tes voltase, serta tes ketahanan baterai.

405d7df4fd614b1ea760e06058590fc4Pengujian juga dilakukan pada unit produk telepon pintar yang telah dirakit. Beberapa tahapan pengujian antara lain menguji coba putaran kamera smartphone N1 sebanyak 100.000 putaran, pengetesan perangkat tombol sebanyak 100.000 kali, tes uji coba jatuh pada ketinggian sekitar 10 sentimeter selama 40.000 kali, tes jatuh pada ketinggian 1,25 meter pada empat sisi telepon pintar dengan landasan batu marmer minimal 20 kali, tes uji ketahanan telepon pintar di saku celana menggunakan peralatan simulasi sebanyak 1.000 kali tekanan, tes uji coba jatuh berputar-putar pada kotak 1 meter x 0,25 meter sebanyak 75 kali, tes pada ruangan bersuhu minus 40 derajat celsius hingga 75 derajat celsius, serta tes penyiraman unit telepon pintar pada semprotan air selama 10 menit.

”Seluruh detail, spesifikasi, ketahanan, dan estetika telepon pintar kami perhatikan,” kata Sky.

Untuk mendukung industrinya, Oppo memperkuat diri dengan jumlah total karyawan 8.000 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 500 karyawan di bagian manajemen, 1.500 insinyur, dan 6.000 karyawan di bagian produksi.

Pada Oktober 2013, Oppo meluncurkan produk terbaru telepon pintar android N1 di Indonesia. N1 merupakan telepon pintar android yang dibekali dengan kamera putar berkapasitas 13 megapixel, fasilitas O-Touch pada bagian belakang untuk memudahkan navigasi, serta O-Click Control, yaitu remote control yang memudahkan pengguna mengambil gambar foto dari jarak jauh dan memantau posisi telepon pintar sehingga pemilik tidak perlu khawatir kehilangan alat komunikasi canggihnya.(Oleh: Aloysius Budi Kurniawan)

Sumber: Kompas, 6 Desember 2013

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan
UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum
3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum
Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023
Tiga Ilmuwan Penemu Quantum Dots Raih Nobel Kimia 2023
Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023
Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Senin, 13 November 2023 - 13:46 WIB

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 November 2023 - 13:42 WIB

3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum

Senin, 13 November 2023 - 13:37 WIB

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 November 2023 - 05:01 WIB

Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:52 WIB

Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:42 WIB

Teliti Dinamika Elektron, Trio Ilmuwan Menang Hadiah Nobel Fisika

Berita Terbaru

Berita

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 Nov 2023 - 13:46 WIB

Berita

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 Nov 2023 - 13:37 WIB