Jalak Bali Koleksi Kebun Binatang Surabaya Dicuri

- Editor

Rabu, 11 Februari 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dua ekor burung jalak bali (Leucopsar rothschildi) yang dikoleksi Kebun Binatang Surabaya (KBS), Jawa Timur, hilang dan diduga dicuri pada hari Jumat (6/2) malam. Kawat besi kandang burung langka itu dipotong setinggi setengah meter.

Untuk itu, keamanan di kebun binatang itu segera dievaluasi. Kepala Seksi Aves dan Reptil KBS Siran mengatakan, hilangnya dua jalak bali itu diketahui penjaga kandang, Sabtu (7/2) pagi. ”Kedua burung itu ada dalam kandang khusus penangkaran. Semula ada 178 ekor jalak bali, kini tinggal 176 ekor,” kata Siran, Senin (9/2), di Surabaya, Jawa Timur. Pencurian jalak bali terjadi lima kali sejak 1997 dengan modus serupa, yakni merusak kawat besi kandang. Kompleks kandang jalak bali itu terdiri atas 13 kandang penangkaran. Kandang bernomor B13 tempat kedua burung itu hilang berada di ujung timur. Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya Ajun Komisaris Besar Sumaryono mengatakan, hilangnya dua burung jalak bali itu kuat diduga dicuri. (DEN)download
———————————
400 Perangkap Kamera Dipasang di TNKS

Sekitar 400 perangkap kamera dipasang di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) untuk mengukur populasi harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae). Hasil survei akan menghasilkan rekomendasi intervensi populasi satwa dilindungi di kawasan itu. Peneliti satwa dari Balai Besar TNKS, Iding Haidir, mengatakan, kini ada dua lokasi dipasangi kamera di kawasan TNKS, yakni di Kerinci ada 165 titik dan di Bungo ada 80 titik. Dari pemasangan kamera selama empat bulan terakhir, tim mendapati sekitar 20 temuan harimau sumatera, dan akan dianalisis apa ada individu sama. Tim mendapati 31 temuan kucing emas melintas di Muara Imat, Kerinci, dan 28 gambar spesies sama di Bungo. ”Survei akan berlanjut hingga 2015,” kata Iding, Senin (9/2). Riset itu atas kerja sama Wildlife Conservation and Research Unit (WildCRU) Departemen Zoologi University of Oxford dengan Balai Besar TNKS, didukung Fauna Flora International Indonesia. Survei juga akan dilakukan di Muara Sako di Sumatera Barat, Renah Kayu Empun di Jambi, dan Ipuh di Bengkulu. (ITA)

Sumber: Kompas, 11 Februari 2015

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Posted from WordPress for Android

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB