Infeksi Saluran Pernapasan dan Pencernaan Perlu Diwaspadai

- Editor

Kamis, 4 Desember 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pergantian musim menyebabkan perubahan suhu dan kelembaban udara yang kadang ekstrem. Jika kondisi badan tak bugar, seseorang berisiko tinggi terkena infeksi virus, bakteri, ataupun jamur. Hal itu bisa mengakibatkan infeksi saluran pernapasan atas dan gangguan pencernaan.

Dokter spesialis telinga, hidung, tenggorokan (THT) dari Rumah Sakit Gandaria, Rusdian Utama Roeslani, pada seminar media tentang gangguan hidung tersumbat, Rabu (3/12), di Jakarta, mengatakan, pada musim pancaroba, saluran pernapasan rentan terganggu. Penyakit yang banyak muncul ialah influenza.

Ketika perubahan suhu akibat peralihan musim terjadi, tubuh sehat akan beradaptasi dengan baik. Namun, jika badan tak bugar berisiko mengalami masalah kesehatan. ”Saluran napas atas akan terpengaruh perubahan suhu. Ketika dingin, konka membesar agar udara hangat masuk paru-paru dan muncul lendir. Jika badan tak bugar, lendir yang keluar tak seimbang sehingga hidung tersumbat,” kata Rusdian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Gejala flu timbul setelah 2-3 hari terinfeksi. Awalnya, tenggorokan terasa kering. Setelah 2-3 hari, pilek dan ingus keluar. Setelah empat hari, muncul batuk dan kerap disertai dahak.

Infeksi virus influenza umumnya tak berbahaya dan bisa sembuh sendiri sehingga tak perlu konsumsi antibiotik pada 5-7 hari pertama terinfeksi. Jika di atas seminggu flu tak sembuh, perlu diobati. Saat itu, selain virus, bakteri pada saluran napas juga menginfeksi saluran napas.

Rusdian memaparkan, konsumsi vitamin C dosis tinggi untuk meningkatkan kekebalan tubuh masih diperdebatkan di kalangan klinisi. Untuk mencegah flu cukup mengonsumsi makanan bergizi seimbang, banyak makan buah, banyak minum air, dan istirahat. Vitamin C banyak terkandung dalam buah, tak selalu harus vitamin C dosis tinggi.

Menurut ahli gastroenterologi dari Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam, saat perubahan suhu terjadi, saluran pencernaan amat rentan kena infeksi virus, bakteri, dan parasit. Itu bisa menyebabkan diare, muntaber, atau disentri. ”Yang paling umum terjadi saat pergantian musim adalah diare,” katanya.

Perubahan suhu udara menyebabkan daya tahan tubuh menurun. Sementara mutu air dan lingkungan sekitar umumnya tak sehat. Karena itu, saat daya tahan tubuh turun, infeksi pada usus rentan terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan dan minuman tercemar. (ADH)

Sumber: Kompas, 4 Desember 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama
Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an
AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah
Ancaman AI untuk Peradaban Manusia
Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial
Menilik Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan
Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:06 WIB

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:57 WIB

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:52 WIB

Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:48 WIB

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:41 WIB

Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial

Berita Terbaru

Profil Ilmuwan

Mengenal Achmad Baiquni, Ahli Nuklir Pertama Indonesia Kelahiran Solo

Selasa, 29 Apr 2025 - 12:44 WIB

Berita

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:57 WIB

Berita

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:48 WIB