Kesadaran Imunisasi Influenza Orang Dewasa Rendah

- Editor

Jumat, 30 Oktober 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Musim hujan sebentar lagi datang. Di saat itulah, risiko penularan influenza di Indonesia akan meningkat. Untuk menghindari serangan influenza atau mengurangi tingkat keparahannya, imunisasi influenza bisa dilakukan. Meski metode ini umum dilakukan di negara-negara maju, imunisasi influenza belum populer di Indonesia.

Ketua Satuan Tugas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi) Samsuridjal Djauzi, di Jakarta, Kamis (29/10), mengatakan, masyarakat sering menganggap gejala batuk, pilek, dan demam yang muncul sebagai influenza. Padahal, itu adalah influenza like illness (ILI) atau penyakit mirip influenza. Penyebabnya bisa virus influenza, virus jenis lain, atau bakteri.

“Namun, survei di Indonesia menunjukkan, 20 persen penyakit mirip influenza disebabkan oleh virus influenza,” katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bagi yang memiliki kekebalan tubuh baik, meski gejala penyakitnya cukup berat, influenza bisa sembuh dalam 3-5 hari. Persoalannya, beban kerja yang berat, stres, makan tidak teratur, sering berada di tempat umum, atau polusi membuat potensi penurunan daya tahan tubuh seseorang sangat besar.

Belum lagi risiko tertular influenza dari orang lain. Influenza menyebar melalui butiran cairan penderita ke udara, seperti dari bersin atau batuk atau kontak dengan cairan yang mengandung virus influenza. Kurangnya kesadaran masyarakat menutup mulut dan hidung secara benar saat bersin atau batuk dan tidak langsung mencuci tangan yang digunakan untuk menutupi hidung dan mulut membuat influenza sangat mudah menyebar ke orang-orang sekitar.

97d5a32b449a49faa79dfd3f781522e6KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA–Tenaga medis menyiapkan jarum suntik untuk memberikan vaksinasi gratis di Kota Semarang, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Untuk menghindari serangan influenza atau mengurangi tingkat keparahannya, imunisasi influenza bisa dilakukan.

Serangan influenza tidak bisa dianggap remeh. Bagi orang dewasa dengan kekebalan tubuh menurun, penderita penyakit kronik, penyakit defisiensi imun (HIV), atau para warga lanjut usia, influenza bisa sangat berbahaya. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut 500.000 orang meninggal setiap tahun akibat influenza. Lebih dari 70 persen di antaranya adalah warga lanjut usia.

Keparahan akibat influenza sebenarnya bisa dicegah dengan imunisasi influenza untuk orang dewasa. Anggota Satuan Tugas Imunisasi Dewasa Papdi, Sukamto Koesnoe, mengatakan, meski peningkatan penularan influenza terjadi selama musim hujan, influenza muncul di Indonesia sepanjang tahun. Karena itu, imunisasi influenza orang dewasa bisa dilakukan kapan pun.

Kesadaran kurang
Namun, kesadaran untuk melakukan imunisasi influenza di Indonesia masih sangat kurang. Baru sekitar 1 juta orang yang melakukannya. Rendahnya kesadaran itu bukan hanya pada masyarakat umum, melainkan juga tenaga kesehatan yang rentan tertular penyakit dari pasien ataupun menularkan influenza ke pasien lain.

Kondisi itu berbeda dengan negara-negara lain. Di Korea Selatan, 30 persen penduduknya menjalani imunisasi influenza. Sementara di Thailand, 95 persen petugas kesehatan diimunisasi influenza tiap tahun.

Influenza sering kali dianggap remeh. Padahal, ia bisa menimbulkan demam, menggigil, sakit tenggorokan, batuk, sakit kepala, ataupun rasa nyeri lain. Berbagai gejala yang muncul itu bisa membuat seseorang harus berhenti bekerja selama beberapa hari hingga menurunkan produktivitasnya. Jika menyebar, maka penurunan produktivitas pada satu kelompok menjadi sangat besar.

Selain itu, kata Sukamto, influenza bisa menimbulkan berbagai komplikasi serius, khususnya pada orang-orang dengan kekebalan tubuh yang menurun. Komplikasi itu bisa berupa penyakit paru obstruktif kronik, asma, gagal jantung, pneumonia, ataupun gangguan saluran pernapasan lain, seperti sinusitis dan bronkitis. Berbagai komplikasi itu bisa membawa pada kematian, khususnya pada warga lansia.

“Imunisasi influenza adalah investasi agar tetap produktif dan tak mengalami keparahan saat influenza melanda,” katanya.

M ZAID WAHYUDI

Sumber: Kompas Siang | 29 Oktober 2015

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB