Pergantian Musim, Waspadai Influenza

- Editor

Kamis, 2 April 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Di Eropa, Jumlah Kejadian Penularan Virus Meningkat
Memasuki musim pancaroba, virus influenza terus menyebar di beberapa daerah di Indonesia. Hal itu mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga menurunkan produktivitas penderita. Meski penyebaran virus terus terjadi, hal tersebut dinilai tidak menimbulkan dampak buruk yang signifikan bagi kesehatan.
“Indonesia dan sebagian besar negara di Asia termasuk kelompok negara dengan dampak akibat influenza tidak besar sehingga tak terlalu mempersoalkan penyakit itu,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama, Rabu (1/4), di Jakarta. Di negara-negara tropis seperti Indonesia, tingkat kematian akibat influenza amat rendah.

Itu tak seperti negara dengan empat musim, terutama di Eropa. Padahal, subtipe virus influenza dominan sama di dunia, yakni influenza A (H1N1pdm09), influenza A (H3N2), dan influenza B. Memasuki musim dingin, negara-negara itu menghadapi peningkatan kejadian influenza.

infuenzaKantor Regional untuk Eropa pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, kasus influenza di 29 negara Eropa meningkat. Setiap tahun, epidemi bermula dari Perancis, Belanda, Portugal, Spanyol, dan Inggris. Negara-negara itu juga melaporkan kematian terkait flu, terutama orang lanjut usia. Influenza ialah infeksi virus akut yang menyerang sistem pernapasan atas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kasus meningkat
The Wall Street Journal, Jumat (6/3), menulis, ada 12.279 kasus infeksi flu di Jerman, sepekan terakhir Februari, itu tertinggi dibandingkan dengan minggu-minggu lain tahun ini. Jumlah tersebut mendekati yang tercatat pada kejadian luar biasa influenza dua tahun lalu di Jerman.

Di sisi lain, ada penurunan efektivitas vaksin influenza yang secara global seragam. Di Amerika Serikat, efektivitas vaksin influenza musim dingin ini hanya 20 persen. Padahal, pada musim dingin sebelumnya efektivitas vaksin itu 60 persen.

Tjandra mengatakan, belum ada kesimpulan pasti mengapa virus influenza begitu merebak pada musim dingin, terutama di Eropa, sedangkan di negara-negara tropis tak pernah dominan.

Sementara itu, Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Sigit Priohutomo mengatakan, kemungkinan hal itu disebabkan cuaca dingin membuat virus lebih tahan ketimbang saat musim panas. Meski demikian, kewaspadaan perlu dilakukan dengan kegiatan pendataan influenza. “Surveilans terkait influenza like illness (ILI), infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) berat, dan pneumonia,” ujarnya.

Menurut Tjandra, sesuai hasil surveilans, virus yang dominan bersirkulasi Januari dan Februari 2015 adalah influenza A (H3N2). Belum ada virus yang subtipenya berbeda atau bermutasi.

Dokter spesialis penyakit dalam dari Divisi Alergi Imunologi Klinik Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo, Iris Rengganis, mengatakan, karena tak signifikan di Indonesia, vaksin influenza bersifat pilihan.

Sigit menambahkan, memasuki musim pancaroba, belum ada kenaikan bermakna kejadian influenza di Indonesia. Untuk mencegah flu, warga dianjurkan menjaga daya tahan tubuh dengan konsumsi makanan bergizi seimbang dan berperilaku hidup bersih, khususnya mencuci tangan dengan sabun. (JOG)
————————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 April 2015, di halaman 13 dengan judul “Pergantian Musim, Waspadai Influenza”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB