Ilmuwan Bahas Dilema Daerah Kaya Hutan

- Editor

Selasa, 18 September 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Akademi Ilmuwan Muda Indonesia, Selasa (18/9/2018), menyelenggarakan Konferensi Transfer Fiskal untuk Kabupaten Kaya Hutan, di Jakarta. Konferensi akan mengangkat persoalan yang dihadapi wilayah kaya hutan, sekaligus menawarkan solusi ekonomi berdasarkan riset yang dilakukan Pusat Riset Perubahan Iklim.

Daerah kaya hutan selama ini mengalami dilema. Di satu sisi daerah tersebut harus menjaga hutan dan sumber dayanya sebagai sarana penyerapan karbon dan pengaturan iklim. Di sisi lain, kabupaten itu menanggung biaya menjaga hutan sehingga tak bisa menjadikan hutan sebagai sumber pendapatan daerah.

KOMPAS/ICHWAN SUSANTO–Sonny Mumbunan, peneliti Pusat Riset Perubahan Iklim Universitas Indonesia, Senin (17/9/2018) di Jakarta, memaparkan riset terkait transfer fiskal untuk kabupaten kaya hutan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Manfaat dan biaya ini tak sepadan sehingga menjadi alasan hutan sulit dijaga dan sumber daya hutan mengalami degradasi terus-menerus. ”Beberapa kabupaten awalnya gagah berani menyatakan diri sebagai daerah konservasi, tetapi kemudian sekarang tak terlihat lagi,” kata Sonny Mumbunan, peneliti Pusat Riset Perubahan Iklim Universitas Indonesia, Senin di Jakarta.

Riset Sonny terkait transfer fiskal ini akan ditanggapi Prof Daniel Murdiyarso (CIFOR dan IPB), Astera Primanto Bhakti (Ditjen Perimbangan Keuangan Daerah Kementerian Keuangan), Syarifudin (Direktorat Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri), dan Bambang Hendroyono (Sekjen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan).

Konferensi ini pun akan ditanggapi para bupati yang diundang. Diharapkan, nantinya dihasilkan komunike berisi rekomendasi kebijakan berbasis bukti dan riset yang memperhatikan aspirasi kabupaten kaya hutan.–ICHWAN SUSANTO

Sumber: Kompas, 17 September 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB