Pengelolaan Hutan di Amazon Datangkan Manfaat

- Editor

Kamis, 13 Oktober 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Laporan World Resources Institute menunjukkan, pengelolaan hutan oleh masyarakat adat di Hutan Amazon di Brasil, Bolivia, dan Kolombia mengurangi laju deforestasi, menyerap karbon, dan layanan ekosistem lainnya. Itu diharapkan mempercepat pengakuan Pemerintah Indonesia terhadap masyarakat adat dan ruang kelolanya.

“Kami percaya temuan ini punya implikasi penting bagi tanah adat dan masyarakat di seluruh dunia, khususnya yang terkait pengakuan formal,” kata Peter Veit, Director, Land and Resource Rights Initiative World Resources Institute (WRI), satu dari tujuh penulis laporan, dihubungi melalui surat elektronik, Rabu (12/10).

Ditambahkan Tjokorda Nirarta Samadhi, Country Director WRI Indonesia, pengakuan masyarakat adat di Amazon lebih maju dari Indonesia. Itu karena populasi masyarakat adat dan ruang kelolanya (termasuk hutan) banyak diakui pemerintahnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di Indonesia, pengakuan sebatas putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 35/2012 yang menyatakan hutan adat adalah hutan dalam wilayah masyarakat hukum adat. Penerapannya terkendala pengakuan pemda.

Kajian WRI, peran aktif masyarakat adat menjaga dan memanfaatkan hutan menekan deforestasi. Periode 2000-2012, rata-rata laju deforestasi di hutan masyarakat adat turun signifikan, seperti di Bolivia (2,8 kali), Brasil (2,5 kali), dan Kolombia (2 kali).

Di sisi ekonomi, pengelolaan hutan adat di ketiga negara Amerika Latin itu menyimpan manfaat karbon 25-34 miliar dollar AS selama 20 tahun. Manfaat jasa lingkungan dari sisi suplai air, mikroiklim, dan fungsi lain ditaksir 679 miliar hingga 1.530 miliar dollar AS untuk 20 tahun.

Dihubungi terpisah, Kepala Badan Registrasi Wilayah Adat (BRWA) Kasmita Widodo mencontohkan, pengelolaan hutan masyarakat adat Kajang terbukti lebih “hijau”. Meski dalam peta fungsi kawasan hutan pemerintah termasuk dalam hutan produksi, status dalam adat berfungsi sebagai hutan keramat.

“Hutan keramat ini melebihi hutan konservasi. Jangankan mengambil sesuatu, mau masuk hutan keramat saja mereka tak berani sembarangan,” katanya.

BRWA memfasilitasi registrasi peta wilayah adat 7,4 juta hektar yang dikelola 650 komunitas adat di Indonesia. Dari luasan itu, 70-80 persen tumpang tindih dengan kawasan hutan. (ICH)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 13 Oktober 2016, di halaman 13 dengan judul “Pengelolaan Hutan di Amazon Datangkan Manfaat”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB