Gempa Terjadi di Tiga Zona Berbeda

- Editor

Minggu, 2 April 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tiga gempa bumi berkekuatan di atas M 5 terjadi di zona kegempaan berbeda, Jumat (1/9). Itu menandai aktifnya pergerakan lempeng Bumi sekitar Indonesia dan menjadi peringatan pentingnya bangunan tahan gempa.

Gempa terkuat terjadi pukul 00.06.56 di Kepulauan Mentawai dan pesisir Sumatera Barat. Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa ini berkekuatan M 6 dengan episenter di laut jarak 57 km arah timur laut kota Muara Siberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

Kepala Pusat Gempa Bumi BMKG Mochammad Riyadi menyebutkan, pusat gempa terletak di Kepulauan Mentawai dan pantai Barat Sumatera, kedalaman 59 km. Guncangan gempa dirasakan di Padang, Pariaman, Painan, dan Kepulauan Mentawai dalam skala intensitas II Skala Informasi Gempa-BMKG atau V Mercalli Modified Intensity (MMI). Kekuatan guncangan cukup kuat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ditinjau dari kedalaman hiposenter dan mekanisme sumber berupa sesar naik, gempa ini dangkal dipicu aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia, di zona transisi Megathrust-Benioff. “Hasil pemodelan menunjukkan gempa tak berpotensi tsunami,” kata Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono.

Episenter gempa kali ini dekat gempa berkekuatan M 7,6 pada 30 September 2009 yang mengakibatkan 1.115 orang meninggal dan ribuan warga terluka. Pusat gempa hanya berjarak 66 km dari pusat gempa merusak 2009. Di zona itu juga pernah terjadi gempa dahsyat M 9 tahun 1833 yang memicu tsunami dan melanda pesisir Padang hingga Bengkulu.

Distribusi informasi
Rina Dewi dari Komunitas Siaga Tsunami Padang menilai, respons warga pada bencana sudah baik. “Distribusi informasi BMKG belum bagus,,” ujarnya.

Saat gempa, warga keluar rumah dan ada di area terbuka, ada warga menjauh dari pantai dan bergerak ke area lebih tinggi atau zona hijau tsunami. Ada juga warga yang menyelamatkan diri ke tempat evakuasi sementara di sekitar kediaman mereka.

“Begitu gempa, banyak warga keluar rumah karena kaget,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Nurdin saat dihubungi dari Padang. Hingga kemarin sore belum ada laporan kerusakan atau korban jiwa akibat gempa itu.

Gempa juga terjadi pukul 05.57 WIB di Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Analisis BMKG menunjukkan, gempa ini M 5,4 dengan episenter 10 km di bawah laut, jarak 127 km tenggara Bolaang Mongondow Timur. “Gempa ini dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Maluku Utara,” kata Daryono.

Sementara pukul 10.47, terjadi gempa di luar zona subduksi selatan Jawa Timur. Gempa M 5 itu dengan episenter kedalaman 10 km di bawah laut. Menurut Daryono, tiga gempa tersebut menjadi peringatan aktifnya pergerakan lempeng di Indonesia.

Ahli konstruksi bangunan tahan gempa dari Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Sarwidi, mengatakan, dari kajian gempa di Indonesia 2016-2017, mutu konstruksi bangunan di Indonesia buruk. “Gempa kecil sampai menengah merusak banyak bangunan,” ujarnya.(AIK/ZAK/WER)
—————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 September 2017, di halaman 14 dengan judul “Gempa Terjadi di Tiga Zona Berbeda”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB