Dibangun, Sekolah Tinggi di Perbatasan

- Editor

Jumat, 14 Agustus 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, yang berbatasan langsung dengan Malaysia, termasuk daerah terluar, terdepan, dan tertinggal, termasuk dalam penyediaan fasilitas pendidikan. Untuk membantu mengatasi masalah ini, Yayasan Santo Yohanes Salib mendirikan Sekolah Tinggi Santi Buana dengan program studi yang disesuaikan dengan kebutuhan di perbatasan.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek dan Dikti) Patdono Suwignjo meletakkan batu pertama Sekolah Tinggi Santi Buana di Kota Bengkayang, Kamis (13/8). Acara dihadiri wakil dari Forum Komunikasi Daerah Provinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten Bengkayang.

George, Ketua Panitia Peletakan Batu Pertama, menuturkan, program studi (prodi) di kampus ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di perbatasan. Untuk tahap awal disiapkan enam prodi teknik dan empat prodi sosial. Salah satunya adalah jurusan Manajemen dan Ekonomi Pembangunan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Program studi Manajemen untuk mempersiapkan anak- anak perbatasan agar mandiri. Program studi Ekonomi Pembangunan diharapkan mendorong sarjana setempat yang kompeten dalam bidang pembangunan. Ada juga program studi teknologi pangan sesuai dengan potensi pertanian dan produksi pangan di perbatasan yang belum dikembangkan,” paparnya.

Proses pembangunan fisiknya, lanjut George, akan diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 25 tahun. Namun, September 2015 ada gedung sementara yang disiapkan, sebab saat izin keluar, proses belajar harus sudah dimulai.

Togi L Tobing, Staf Ahli Gubernur Kalbar Bidang Politik dan Hukum, menuturkan, Bengkayang berbatasan dengan Malaysia. Segala macam pembangunan perlu dipacu di sini, termasuk pendidikan. Apalagi, akhir tahun ini sudah memasuki integrasi ekonomi yang disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Kualitas sumber daya manusia penting agar mampu bersaing.

Patdono menuturkan, Kemenristek dan Dikti sangat mendukung pembangunan perguruan tinggi di Bengkayang. Pemerintah baru mampu menyediakan 3-4 persen perguruan tinggi negeri di Indonesia. Artinya, sekitar 96 persen atau setara dengan 4.300 kampus merupakan perguruan tinggi swasta. “Oleh karena itu, setiap usaha untuk meningkatkan pendidikan tinggi kami dukung,” katanya. (ESA)
———————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 14 Agustus 2015, di halaman 12 dengan judul “Dibangun, Sekolah Tinggi di Perbatasan”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB