Cerita Sukses Masuk Kampus Top Dunia

- Editor

Jumat, 8 April 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tiga anak didik madrasah aliyah negeri sukses lolos seleksi universitas bergengsi Iuar negeri. Penulisan esai yang ciamik menjadi trik sukses mereka. Namun ada yang memilih melanjutkan kuliah di dalam negeri, ada pula yang masih harus mencari beasiswa untuk biaya kuliah di negeri orang.

  • Tiga anak didik Madrasah Aliyah Negeri sukses lolos seleksi universitas bergengsi luar negeri.
  • Penulisan esai yang ciamik menjadi trik sukses mereka.
  • Namun ada yang memilih melanjutkan kuliah di dalam negeri, ada pula yang masih harus mencari beasiswa untuk biaya kuliah di negeri orang.

Lewat media sosial miliknya, Muhammad Fawwaz Farhan Farabi memamerkan lima tangkapan layar pengumuman penting. Kelima gambar tersebut menunjukkan cuplikan kabar pemuda berusia 18 tahun itu diterima kuliah sarjana di lima universitas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pertama, ia lolos Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Universitas Indonesia di Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum. Adapun empat lainnya datang dari universitas mentereng luar negeri. Ada Monash University, The University of Adelaide, dan Royal Melbourne Institute of Technology dari Australia. Sisanya berasal dari Wageningen University & Research, Belanda.

Siswa kelas XII Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia, Serpong, itu mengaku bangga atas capaiannya. Fawwaz mengatakan tekad melamar perguruan tinggi luar negeri sudah ada di pikirannya sejak kelas X. Menurut dia, pihak sekolah sangat mendukung mimpi siswanya melanjutkan pendidikan ke luar negeri. “Sekolah membimbing bagaimana bisa kuliah ke luar negeri. Kebetulan alumninya cukup banyak yang melanjutkan sekolah ke luar negeri,” kata Fawwaz, kemarin.

Pendampingan diberikan dalam bentuk grup kecil khusus anak-anak didik yang membidik universitas luar negeri. Geliat persiapan mulai memanas ketika masuk kelas XII. la pun mulai berlatih mengasah bahasa Inggris. Sebab, untuk mengajukan proposal ke universitas asing wajib melampirkan hasil tes International English Language Testing System (IELTS) dengan standar nilai tertentu.

Tak kalah penting adalah persiapan membuat esai dalam bahasa Inggris. Menurut Fawwaz, setidaknya dibutuhkan dua esai tentang kepribadian pelamar dan rencana kuliah di universitas itu. Menurut Fawwaz, bukan perkara gampang menyiapkan esai tersebut. “Perlu riset mendalam;’ kata dia.

Selain itu, dia harus menggali detail informasi syarat dan jurusan di universitas luar negeri yang diincar. Sebab, syarat setiap universitas berbeda-beda.

Selain itu, dia harus menggali detail intormasi syarat dan jurusan di universitas luar negeri yang diincar. Sebab, syarat setiap universitas berbeda-beda. Selain itu, Fawwaz harus menelisik detail jurusan kuliah yang hendak diambil.

Bisa saja universitas yang diincar mempunyai penilaian terbaik, tapi jurusan yang diambil tak begitu bagus. “Sangat sayang kan kalau ambil jurusan yang indeksnya tidak bagus,” kata dia.

Semangat Fawwaz semakin tinggi ketika ada kawannya yang sudah mendapat kabar diterima kuliah di Glasgow, Skotlandia; dan Toronto, Kanada, Januari lalu. Lantas saat itu juga Fawwaz aktif memantau kabar lowongan kuliah di luar negeri. Sebulan kemudian, ia mulai mengirim proposal dan esai ke sejumlah universitas top luar negeri. “Dua pekan sampai satu bulan setelah langsung ada jawaban, dan saya diterima di universitas-universitas itu,” kata Fawwaz.

Fawwaz mengaku masih pikir-pikir memilih universitas mana yang akan menjadi kampusnya. Khusus untuk universitas luar negeri, dibutuhkan hitungan biaya perkuliahan sampai biaya hidup.

Lantas ia meminta saran dari orang tua dan pihak sekolah. Sejauh ini arah mata angin justru mengarah ke Universitas indonesia. Ya, Fawwaz tertarik untuk kuliah di Ul mengambil Jurusan llmu Hukum.

Alasannya, Fawwaz memang punya cita-cita menjadi akademikus hukum, guru besar, dan mengabdikan diri untuk pendidikan hukum di Tanah Air. Menurut saran ibunda, Fawwaz lebih baik memilih Ul. Kebetulan ibunda Fawwaz menjadi dosen hukum di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. “Karena, untuk dasarnya, lebih baik belajar ilmu hukum di dalam negeri;’ kata dia.

Adapun pihak sekolah menyarankan agar Fawwaz memilih Ul lantaran pilihan tersebut akan menambah indeks penilaian sekolah. Tentu Fawwaz sangat senang bisa membantu kenaikan indeks penilaian tempatnya bersekolah. “Selain itu, saya pikirkan soal jaringan kariernya. Di Ul lebih menjanjikan;’ kata Fawwaz.

la mengaku tak kecewa jika harus meninggalkan peluang kuliah di luar negeri. Justru, buat dia, pilihan ini semakin membuatnya bersemangat. “Semangat saya kini harus bisa kuliah S2 atau S3 di luar negeri. Sekarang saja saya bisa, pasti ke depan peluangnya lebih besar,” kata dia.

Selain Fawwaz, masih ada Kamila Aisya Farisaputri, siswi MAN 4 Jakarta yang diterima di enam kampus top dunia, yakni di University of Groningen dan Erasmus University of Rotterdam di Belanda serta Western University Canada, University of Waterloo, University of Carleton, dan Toronto University di Kanada.

Kamila mengatakan langkah melamar universitas luar negeri dia mulai sejak awal kelas XII, tepatnya pada Agustus tahun lalu. Kamila mulai belajar giat untuk menyiapkan persyaratan. Beruntung, pihak sekolah memberikan dukungan berupa dokumen yang dibutuhkan untuk melamar kuliah. Berkas dan dokumen tersebut terdiri atas rapor sekolah, kartu keluarga, akta lahir, dan paspor.

Kamila bercerita, persiapan terberat bagi dia adalah menulis esai. Menurut dia, setiap universitas asing memerlukan esai bahasa Inggris dan mempunyai spesifikasi yang berbeda-beda. “Jadi, saya menyelesaikan semua esai tersebut kurang-lebih empat bulan,” kata Kamila dikutip dari situs web resmi Kementerian Agama.

Adapun Kamila sejak SMP hingga bersekolah di MAN 4 Jakarta mengikuti sekolah program Cambridge. Dengan program tersebut, siswa akan mengikuti pembelajaran dengan bahasa Inggris. Program ini lebih mengutamakan analisis dibanding hafalan. Dengan begitu, ujar Kamila, dia dan teman-teman yang lain di program Cambridge sudah terbiasa dengan bahasa Inggris dan analisis.

Namun Kamila belum menentukan universitas pilihannya. Selain masih pikir-pikir, ia menunggu pengumuman dari beberapa universitas lain yang ia bidik. Belum lagi, Kamila masih harus berburu beasiswa untuk membiayai kuliah di luar negeri.

Keberhasilan juga dicapai siswa MAN 2 Kota Malang, Hilman Agung Saputra. la diterima kuliah di University of British Columbia, Kanada; dan Nanyang Technological University, Singapura. Masih dari sekolah yang sama, ada Muhammad Ismu Daud yang diterima di University of British Columbia dan University of Toronto.

Kepala Sekolah MAN 2 Kota Malang, Mohammad Husnan, bersyukur dua siswanya lolos seleksi masuk universitas papan atas dunia. Husnan mengatakan saban tahun ada saja siswa didiknya yang lolos masuk ke universitas luar negeri. “Ini buah keseriusan mereka belajar dan istikamah para guru, juga do’a orang tua,”kata Husnan, Rabu lalu.

Adapun Hilman memang punya prestasi ciamik di sekolah. la pernah mewakili MAN 2 Kota Malang dalam ajang Kompetisi Sains Nasional (KSN) yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hilman mengikuti KSN untuk bidang kebumian pada 2020 dan berhasil meraih medali perak. Setahun berikutnya, Hilman mewakili Indonesia dalam ajang international Earth Science Olympiad (IESO). la berhasil membawa pulang medali perunggu.

INDRA WIJAYA

Sumber: KORAN TEMPO EDISI, 8 APRIL 2022

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB