Cagar Biosfer di Indonesia Bertambah

- Editor

Minggu, 23 Juni 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Momen The 31st session of the Man and the Biosphere Programme International Co-ordinating Council (MAB-ICC) di Markas UNESCO, Paris, Perancis, Rabu (19/6/2019) waktu setempat, menetapkan dan mendeklarasikan dua cagar biosfer baru dari Indonesia. Keduanya yaitu Cagar Biosfer Togean Tojo Una Una dan Cagar Biosfer Saleh Moyo Tambora, seluas 2.916.116 hektar.

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Wiratno, Kamis, mengatakan sebagai cagar biosfer, model kerja taman nasional harus bermitra dengan para pihak, termasuk masyarakat setempat. “Pelibatan pengelolaan hutan bersama masyarakat sekitar selalu ditekankannya karena masyarakat sekitar hutan dinilainya mitra dalam melindungi hutan dari kerusakan,” ujarnya.

KOMPAS/VIDELIS JEMALI–Wisatawan mancanegara tiba dengan perahu di jembatan Pulau Papan, Desa Kadoda, Kecamatan Talatako, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, Kamis (9/8/2018). Pulau Papan menjadi salah satu ikon wisata dengan pasir putih dan bentangan terumbu karang di laut dangkal. Namun, keindahan tersebut terancam karena sampah dari aktivitas nelayan dan sampah rumah tangga masih dibuang ke laut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam siaran pers yang dikirimkannya, Cagar Biosfer Togean Tojo Una-una berada di Kabupaten Tojo Una Una, Provinsi Sulawesi Tengah, dengan luas 2.187.632 hektar. Perairan setempat merupakan bagian dari Coral Triangle (Segitiga Karang Dunia), dengan rincian zona inti (368.464 hektar), zona penyangga (281.136 hektar), dan zona transisi (1.538.032 hektar) yang terdiri dari wilayah perairan seluas 1.053.630 hektar dan daratan seluas 484.402 hektar. Cagar biosfer ini merupakan keterwakilan ekosistem dan melindungi ekosistem pantai, padang lamun, dan terumbu karang terpenting di wilayah World Coral Triangle, terutama di Teluk Tomini.

Sementara Cagar Biosfer Saleh-Moyo-Tambora atau SAMOTA, berada di Kabupaten Sumbawa, Sumbawa Barat, Dompu, dan Bima, Nusa Tenggara Barat, seluas 728.484,44 hektar. Wilayahnya terdiri dari zona inti (115.207,10 ha), zonapenyangga (138.731,86 hektar) dan zona transisi (474.545,48 hektar).

Cagar biosfer ini melindungi dan merupakan keterwakilan dari ekosistem dan perlindungan berbagai tipe ekosistem di wilayah Lesser Sunda, seperti flora dan fauna di hutan pegunungan di Gunung Api Tambora, Pulau Moyo, dan kekayaan satwa perairan di Selat Saleh, antara lain dengan keberadaan hiu paus.

KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO–Warga menggembalakan sapi di Padang Savana Doro Ncanga, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, Jumat (3/5/2019). Padang savana di kaki Gunung Tambora ini memberikan berlimpah ruah rumput bagi ternak-ternak yang menjadi sumber penghidupan sebagian warga di sana.

Dengan kehadiran kedua cagar biosfer baru tersebut, sampai dengan tanggal 19 Juni 2019 Indonesia telah memiliki 16 Cagar Biosfer, dengan total luas 27.931.802 hektar. Itu terdiri dari Cagar Biosfer (CB) Cibodas ditetapkan tahun 1977, CB Lore Lindu-1977, CB Komodo-1977, CB Tanjung Putting, CB Siberut-1981, CB Leuser-1981, CB Giam Siak Kecil Bukit Batu-2009, CB Wakatobi-2012, CB Taka Bonerate Kepulauan Selayar-2015, CB Bromo Tengger Semeru Arjuno-2015, CB Belambangan, 2016, CB Berbak Sembilang-2018, CB Rinjani Lombok-2018, CB Betung Kerihun Danau Sentarum Kapuas Hulu-2018.

Oleh ICHWAN SUSANTO

Sumber: Kompas, 21 Juni 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB