Black Box, Peranti Wajib bagi Pesawat

- Editor

Kamis, 24 Mei 2012

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SALAH satu peranti yang paling dicari dalam proses evakuasi pesawat Sukhoi Superjet 100 adalah black box (kotak hitam). Alat inilah yang diharapkan dapat mengungkap penyebab kecelakaan pesawat di Gunung Salak tersebut.

Kotak hitam adalah sekumpulan perangkat yang digunakan dalam bidang transportasi, umumnya merujuk pada perekam data penerbangan (Flight Data Recorder/FDR) dan perekam suara kokpit (Cockpit Voice Recorder/ CVR) dalam pesawat terbang. Kedua jenis peranti ini dilengkapi Underwater Locator Beacon (ULB) yang bisa mendeteksi bila pesawat ini jatuh ke laut. ULB ini merupakan transmitor yang akan memancarkan gelombang akustik untuk memudahkan pendeteksian.

Black box sengaja didesain untuk tahan air, tahan benturan, dan tahan panas. Benda ini bisa tahan air sampai dengan 2 bulan. ”Tahan panas bisa sampai 1.000 derajat, tapi dalam waktu terbatas, tidak terus menerus seribu derajat. Kalau black box rusak, itu artinya rusak luarnya. Memorinya tidak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Fungsi kotak hitam adalah untuk merekam pembicaraan antara pilot dan pemandu lalu lintas udara atau air traffic control (ATC) serta untuk mengetahui tekanan udara dan kondisi cuaca selama penerbangan. Walaupun dinamakan kotak hitam, tetapi sesungguhnya kotak tersebut tidak berwarna hitam melainkan berwarna jingga (oranye). Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pencarian jika pesawat itu mengalami kecelakaan.

Terhapus Sendiri

Penempatan kotak hitam ini dilakukan sedemikian rupa sehingga mudah ditemukan. Umumnya terdapat dua unit kotak hitam yang diletakkan pada bagian depan pesawat dan bagian ekor pesawat, yang diyakini merupakan bagian yang utuh ditemukan. Tapi ada juga yang ditempatkan di bagian belakang pesawat.

Alat perekam dalam penerbangan ini, Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Data Recorder (CDR), umumnya menggunakan pita perekam seperti kaset pada tape recorder. Perkembangan terbaru, kini telah digunakan FDR atapun CDR yang merekam menggunakan chip memory khusus.

FDR juga mencatat data dari sejumlah sensor untuk memantau informasi seperti percepatan, kecepatan, ketinggian, posisi kontrol kokpit, termometer, pengukur mesin, aliran bahan bakar, permukaan atur posisi, status autopilot, beralih posisi, dan berbagai parameter lainnya.

Ada 5 sampai 300 parameter data penerbangan yang direkam dalam black box ini. Durasi rekaman hingga 25-30 jam. Artinya, setelah 25-30 jam, data akan terhapus dengan sendirinya. CVR dan FDR ini akan hidup secara otomatis apabila mesin pesawat dihidupkan.

Semua pesawat komersial berbadan besar dan pesawat komersial yang lebih kecil atau milik korporasi (perusahaan), serta pesawat pribadi diwajibkan oleh hukum untuk membawa satu atau kedua kotak hitam ini, yang umumnya berharga antara 10.000 hingga 15.000 dolar AS.

Dalam black box terdapat Crash Survivable Memory Unit (CSMU) berisi papan memori dikelilingi oleh isolasi termal baju besi dan baja yang dapat menahan dampak kecelakaan ribuan kali gaya gravitasi dan bertahan di laut pada kedalaman 14.000 ñ 20.000 kaki (4.270 m – 6.096 m). (Wiharjono-24)

Sumber: Suara Merdeka, 21 Mei 2012

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB